jabarekspres.com, JAKARTA – Meski pelaksanaan pilkada Jawa Barat masih setahun lagi, isu-isu miring yang menerpa para kandidatnya mulai menerjang.
Mulai isu musyrik yang menimpa Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, isu bintang iklan yang dialamatkan kepada Wakil Gubernur Deddy Mizwar, hingga isu keterkaitan dengan partai pendukung Ahok yang dialamatkan kepada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
Namun, berdasar survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), isu itu tidak berdampak besar pada kesukaan publik. Isu musyrik yang dikaitkan dengan Dedi Mulyadi, misalnya. Hal tersebut hanya diyakini 28 persen. Sementara itu, sisanya mengaku tidak memercayai isu tersebut.
”Serangan” terhadap Ridwan Kamil ternyata menggunakan isu pilkada DKI Jakarta. Ridwan dikait-kaitkan dengan parpol pendukung Ahok yang gagal mengantarkan gubernur petahana itu ke kursi DKI-1. Berdasar survei, hanya 26 persen yang mempersoalkan. ”Ini menunjukkan bahwa umumnya warga tidak mempersoalkan hal tersebut,” ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani di kantornya kemarin.
Deni mengatakan, tinggi atau rendahnya elektabilitas calon gubernur di Jawa Barat saat ini lebih dipengaruhi kualitas personal. Terbukti, harapan yang diinginkan pemilih terhadap calon masih dilandasi hal-hal yang bersifat rasional. Misalnya, sudah terbukti kerjanya, berpengalaman di pemerintahan, hingga perhatian kepada masyarakat.
”Ketika ditanya alasan memilih Ridwan Kamil, misalnya. Ridwan dinilai memiliki bukti nyata dalam kerja, berpengalaman dalam pemerintahan, dan perhatian pada rakyat,” imbuhnya.
Ketua DPP PDIP Andreas Pareira menambahkan, hasil survei saat ini sedikit banyak bisa dijadikan rujukan. Meski demikian, jika melihat dua kontestasi terakhir, karakteristik di Jabar sangat dinamis. Artinya, dukungan masyarakat sewaktu-waktu bisa berubah.
Dia menilai, besar atau tidaknya efek isu miring terhadap elektabilitas calon sangat bergantung pada permainan tim sukses. Namun, Andreas tetap yakin isu miring memiliki pengaruh pada elektabilitas. ”Di Jabar, isu akan ikut berpengaruh meski tidak seperti di DKI,” ujarnya.
Disinggung soal jagoan PDIP di Jabar, Andreas mengaku belum bisa memastikan. Saat ini sejumlah pertimbangan dan komunikasi politik sudah mulai dilakukan.
Sementara itu, dalam survei SMRC kemarin, elektabilitas Ridwan Kamil masih berada di urutan pertama. Adapun Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi secara berurutan berada di bawahnya. Dalam beberapa simulasi, selisih antara RK dan kompetitornya bahkan cukup jauh. (far/c10/fat/rie)