“Dengan teknologi yang digunakan diharapkan bisa membuat pengembangan mutu makanan dan memperluas pemasaran,” bebernya.
Mengenai fasilitas yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat UKM Kota Cimahi, Dudi menyebut apa yang ada di Cimahi Technopark setidaknya sudah cukup baik dan bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat UKM, seperti uji produksi, peningkatan kualitas, termasuk dalam pelatihan kreatif untuk membuat kemasan yg menarik atau diversifikasi produk .
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kota Cimahi Adet Chandra, menambahkan, ada sebanyak 8.000 pelaku usaha di Kota Cimahi. Namun Adet mengaku, hingga saat ini pihak pemerintah belum dapat menyentuh semuanya.
” Jumlah tersebut merupakan pelaku usaha yang baru dan eksising. Jika akan disentuh kelihatannya tidak cukup dalam waktu satu atau dua tahun,” imbuhnya.
Adet berharap, pelaku usaha yang datang ke technopark bukan hanya pelaku usaha yang hanya mengadu butuh tempat usaha atau modal saja. Tetapi Adet berharap, yang datang ke Cimahi technopark adalah pelaku usaha yang menginginkan adanya inovasi dan kretivitas.
“Lebih baik kita menyentuh orang-orang yang perlu itu. Yang menginginkan peningkatan produktivitas usahanya, agar bisa mendongkrak hasil penjualan,” ujarnya.
Adet yakin, jika para pelaku UKM bisa memanfaatkan teknologi dan maju usahanya. otomatis mereka akan menciptakan lapangan kerja baru.
“Jika mereka banyak orderan, saya yakin akan ditularkan ke masyarakat sekitar. Disitulah akan tumbuh pelaku usaha baru. Yang menjadi PR sekarang bagaamana cara agar pelaku usaha Cimahi tidak hanya jadi suvlayer saja tetapi bisa jadi inovatornya juga,” pungkasnya. (ziz/gun).