Menurutnya, potensi teror saat ini perlu dipangkas dengan bantuan para tokoh ulama di seluruh daerah. Sebab, aksi teror tumbuh di Jawa Barat dengan cara penanaman ideologi.
Alim ulama, lanjut dia, dapat memberikan keyakinan kepada masyarakat untuk menghindari aktivitas berbau radikalisme.
”Bukan hanya perang fisik, tapi perang ideologi. Mohon dukungan khususnya para alim ulama dan sesepuh untuk meyakinkan masyarakat agar jangan terbujuk,” terangnya.
Di bagian lain, untuk mengatasi teror terhadap kepolisian, Polres Cimahi sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi dengan pihaknya sudah memerintahkan untuk body system. Di mana dalam melaksanakan tugas selalu dilakukan pendampingan dan setiap personel dilengkapi dengan persenjataan.
Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Cimahi, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Rusdy Prmana Suryanagara menegaskan, pihaknya memberikan pelatihan-pelatihan. Hal tersebut dilakukan dalam rangka penindakan tegas terhadap semua bentuk gangguan.
Menurut, Rusdy, sesuai arahan Kapolri, jika terjadi ancaman secara tiba-tiba yang mengancam diri dan nyawa seorang petugas atau masyarakat, bisa langsung dilumpuhkan, menggunakan little force.
Dalam mengantisipasi ancaman tersebut, lanjutnya, pihak kepolisian tidak dapat bekerja sendiri. Namun harus masuk sampai lini masyarakat yang paling jauh.
”Di lini terjauh, kita ada Babin kantibmas, Babinsa dan ada Ketua RT serta RW. Semua, kita harus bersinergi, dengan sinergitas pasti akan diberikan kemudahan,” ucapnya. (pan/tie/ziz/rie)