AW yang sempat mengenyam kuliah jurusan bisnis di salah satu universitas swasta di Kota Bandung, hanya bertahan selama tiga bulan dan akhirnya keluar karena menganggap apa yang dipelajarinya juga haram.
”Padahal waktu awal-awal kuliah itu tidak ada masalah, dia juga kuliah dengan biaya sendiri. Pakaian juga berubah drastis, jadi pakaiannya yang ngatung-ngatung, olahraganya juga memanah.
Perubahan tersebut, lanjut Ai, terjadi setelah AW mengikuti pengajian dengan salah satu rekannya yang dikenal dengan nama Qodar, 25, pria yang berasal dari Tasikmalaya dan berprofesi sebagai penjual bubur kacang hijau. Bahkan, Ai dan Tatang sempat mencurigai Qodar karena mendoktrin anaknya sehingga berubah sebegitu drastisnya.
”Nama Qodar itu bukan nama aslinya, tapi karena dia menerima ujian dari Allah katanya. Setelah mengaji dengan Qodar mulai berubah drastis. Makanya saya sama suami sempat marah sama anak saya karena takut dia terjerumus. Dan terbukti sekarang,” terang Ai.
Masih kata Ai, terakhir kali dirinya bertemu dengan AW ketika hari Lebaran. Saat itu, semua keluarga besarnya berkumpul di Bungbulang Garut. Dalam suasana yang fitri, AW mengaku, tak henti-hentinya menyebut jika dirinya penuh dengan dosa.
”Waktu Lebaran itu juga neneknya kaget dengan perubahan sikap AW. Malah neneknya sempat bilang hati-hati jangan sampai terjerumus dan menjadi pelaku teror. Dan sekarang malah kejadian,” ungkap Ai.
Sebagai orangtua, baik Ai maupun Tatang menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Sebagai ibu kandung, Ai berharap, kejadian ini bisa memberikan efek jera bagi anaknya.
”Saya hanya bisa berdoa untuk anak saya, semoga ini memang jalan yang terbaik. Harapannya pihak kepolisian juga bisa menangkap teman-teman anak saya, karena tidak mungkin anak saya bertindak seperti itu tanpa ada doktrin dari pihak luar,” pungkasnya sambil terus menangis.
Sementara itu, Aam Supriyatna, Ketua RT 02, RW 07, Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi Utara, mengaku tak mengetahui jika AW, 22, pelaku teror bom panci di Sekejati, Buahbatu, Kota Bandung, adalah warganya. Aam kaget ketika banyak aparat kepolisian bersama wartawan mengunjungi lingkungan tempat tinggalnya.