Adrian Yunan Faisal, Personel Efek Rumah Kaca yang Terus Berkarya dalam Gulita

Berada di antara tiga diagnosis berbeda itu tentu saja membuat Adrian bimbang. ”Namun, sejujurnya saya lebih condong kena virus,” ucapnya.

Lagu Sebelah Mata yang ditulisnya diambil dari apa yang dia rasakan saat hanya menggunakan mata kanannya untuk melihat. Betapa segala yang tertangkap matanya menjadi demikian berharga. Termasuk, sebagaimana termaktub dalam lirik, sebercak warna sekalipun.Peran sang istri sangat besar dalam kembali berkaryanya Adrian. Yonita yang tak punya latar belakang musik mau mempelajari dari nol.

Sepulang kerja atau saat weekend, dia belajar dari teman Adrian tentang software untuk merekam musik. Jadi, begitu sang suami menulis lagu, drafnya diproses dengan menggunakan software tersebut.

Draf-draf itulah yang kemudian dipakai dalam album Sintas. Di-launching pada 4 Juni di Paviliun 28, Jakarta Selatan, album tersebut terdiri atas 10 lagu yang dikumpulkan sejak 2010.

Sintas pun menggambarkan perjuangan Adrian melewati masa-masa berat. Tak Ada Histeria, misalnya, tercipta dalam masa bed rest. Tentang kebingungan, sisi rapuh, dan harapan.

Seiring kembalinya semangat untuk berkarya, motivasi Adrian untuk memulihkan kondisi juga bangkit lagi. Gelombang kan mengisi seluruh ruang tubuhku. Itu cerminan kemauan untuk tak menyerah yang ditulisnya dalam Sebelah Mata.

Sebab, dia sangat ingin melihat wajah putrinya. ”Kalau nanti Allah berikan saya bisa melihat lagi, saya juga ingin bisa mengantar jemput Rindu sekolah,” tuturnya. (*/c5/ttg/rie)

Tinggalkan Balasan