Sempat Bawa Heli ke Kampung Halaman

”Dia (Solihin) ngotot pengen jadi penerbang. Sebab dia senang tantangan, dan pengen seandainya pulang bawa heli ke Cirebon,” ucapnya mengenang.

Rupanya, cita-citanya menjadi penerbang terkabul. Dia lulus sekolah penerbangan pada tahun 2013. Keinginan Solihin pun terwujud. Pada 2015, dia pulang mengendarai helikopter dan didaratkan di Lapangan Cangkring.

”Alhamdulillah tercapai, terakhir kemarin sebenarnya dia ingin pulang lagi tahun ini bawa heli, tapi ternyata dia yang dipulangkan sama pesawat Cassa 212 TNI AL. Saya bangga dengan cita cita dia semua terlaksana. Dia meninggal dalam tugas, tidak sia-sia. Kami merasa kehilangan tapi kami bangga, dengan kekukuhan dia,” bebernya.

Dari pantauan, jenazahnya tiba di rumah duka sekitar pukul 12.00, setelah diterbangkan dari Lanumad Semarang sekitar pukul 11.00. Jenazah disalatkan di Masjid Desa Pangkalan, dan dimakamkan dengan prosesi upacara kemiliteran. Upacara tersebut dipimpin oleh Komandan Latihan Penerbang Angkatan Laut (Kolat Penerbang AL), Kol Laut (P) Heru Prasetyo.

Ii Solihin sendiri termasuk salah satu perwira berprestasi. Dia masuk pendidikan Akademi Angkatan Laut Bimoro di Surabaya, dan lulus tahun 2009. Tahun 2010, dia dilantik menjadi letnan satu. Tugas pertamanya di Kapal Republik Indonesia (KRI). Lalu mengambil pendidikan penerbangan tahun 2011 dan lulus tahun 2013.

Dia juga pernah bertugas dikirim ke Lebanon selama setahun. Dan dinas terakhirnya di Lanud Juanda. Keluarga solihin memang ada beberapa yang menjadi TNI AL. Termasuk pamannya, Suwandi dan Adiknya, Lettu Andi Maulana.

Setelah meninggal, atas jasanya, kepada negara, pangkat Kapten Laut diangkat menjadi Mayor Laut (Anumerta). Komandan Latihan Penerbang Angkatan Laut (Kolat Penerbang AL), Kol Laut (P) Heru Prasetyo mengatakan Almarhum mayor laut (p) ii solihin adalah putera terbaik bangsa.

”Selama penugasan beliau tidak pernah mengalami hal-hal yang signifikan, atau permasalahan yang membuat negara rugi,” terangnya usai memimpin ucapara pemakaman militer.

Heru menyebutkan kecelakaan heli yang menimpa korban murni akibat faktor cuaca. Saat bertugas melakukan penyelamatan pertolongan meletusnya di lereng gunung Dieng. Akibat kecelakaan itu ada empat kru awak pesawat yang meninggal. Salah satunya Mayor anumerta Solihin yang bertugas sebagai Co poilot. Kemudian atas jasa jasanya negara, TNI AL memberikan suatu pangkat penghargaan yang luar biasa mayor anumerta.

Tinggalkan Balasan