Belum lepas dari gegap gempita respons terhadap pemutaran Wonder Woman, pekan ini satu film besar dirilis. Studio Universal Pictures meluncurkan pembuka franchise Dark Universe, The Mummy. Disutradarai Alex Kurtzman, karya tersebut merupakan remake film berjudul sama yang rilis pada 1932.
Film dengan villain mumi rilis di Indonesia sejak kemarin (7/6). Dalam film yang dibintangi Tom Cruise, Anabelle Wallis, dan Sofia Boutella tersebut, kisahnya berpusat pada seorang putri berusia 2 abad yang bangkit menjadi mumi dan berusaha membalas dendam kepada orang-orang yang membunuhnya.
Cruise, tokoh utama di film tersebut, menjelaskan, The Mummy versi baru itu sangat beda dengan versi orisinalnya. Sejak awal penggarapan, dia dan Kurtzman berambisi menampilkan mumi yang seksi, namun tetap berbahaya. Tidak sekadar menakuti penonton. ’’Kita takut pada keberadaan monster, tapi juga penasaran dan tertarik pada sosok tersebut,’’ kata pemeran Nick Morton itu sebagaimana dikutip Kidzworld.
Dia menjelaskan, The Mummy digarap dengan alur cerita yang padat. Cruise menyatakan, film yang digarap dengan bujet USD 125 juta (Rp 1,6 triliun) tersebut menonjolkan adegan action yang intens dan unsur horor serta menegangkan yang nyata. Meski dibebani bujet besar dan ekspektasi tinggi, Cruise dan Kurtzman menjalani penggarapan film tanpa stres tinggi. ’’Ketika pihak Universal menelepon buat proyek The Mummy sekitar empat atau lima tahun lalu, saya langsung menyanggupi. Saya sangat tertarik menggarap proyek Universal Monsters dengan setting era modern,’’ papar Kurtzman.
Dia menjelaskan, praproduksi berlangsung cukup kompleks. Sebab, pria yang juga sutradara Star Trek itu ingin filmnya segar dan beda dari versi orisinalnya, yang menurutnya sudah sangat bagus. Penulisan naskahnya pun makan waktu lumayan lama. ’’Saya ingin mengeksplor dunia monster lebih dalam lagi. Dari sanalah muncul ide bahwa setiap monster terhubung, termasuk The Mummy. Itulah yang jadi dasar Dark Universe,’’ kata Kurtzman sebagaimana dikutip Den of Geek.
Para kritikus memprediksi, pada akhir pekan perdananya, The Mummy meraup pendapatan senilai USD 40 juta (Rp 532,1 miliar) di Amerika Utara. Untuk film berbujet di atas USD 100 juta (Rp 1,3 triliun), angka tersebut tergolong medioker. The Mummy diperkirakan lebih laris di mancanegara.