Ngabuburit Bisa Berujung Maut

jabarekspres.com, BATUNUNGGAL – Ada ke­biasaan unik warga kota Bandung dalam menunggu beduk Magrib selama bulan Ramadan.

Warga Kelurahan Kebon Ge­dang yang berada di perlintasan kereta api mengaku sudah ter­biasa melakukan tradisi Nga­buburit tersebut dengan ber­santai disepanjang rel kereta api. Padahal, tindakan tersebut bisa saja mengancam nyawa ketika kereta api melintas.

Ketua Rt 03 Rw 02, Kelurahan Kebon Gedang, Kecamatan Batununggal, Sunarwan (40) mengatakan, kebiasaan nga­buburit di rel kereta merupakan kebiasaan yang sudah berjalan sejak puluhan tahun lalu bagi masyarakat Kebon Gedang.

Bahkan, bukan saja masy­arakat Kebon Gedang saja yang datang menunggu adzan magrib dilokasi tersebut tapi ada juga masyarakat yang berasal dari beberapa wi­layah sekitar Kebon Gedang.

“Waktu masih kecil, saya juga suka diajak orang tua ngabuburit di rel kereta api,’’ katanya saat ditemui Bandung Ekspres di pintu perlin­tasan kereta api Kiara Con­dong, kemarin (28/05).

Sunarwan mengakui, aktivi­tas menunggu beduk magrib dengan bersantai di pinggir rel kereta ini sudah menjadi rutinitas ketika bulan ramadan. Bahkan, akibat keramaian ini masyarakat juga ada yang me­manfaatkan untuk berjualan.

“Semua jenis makanan un­tuk berbuka puasa bisa dite­mui disini,’’ ucap Sunarwan.

Sunarwan memaparkan, warga masyarakat yang mela­kukan ngabuburit ini menga­ku telah terbiasa. Bahkan, tidak ada kekhawatiran sedikitpun terjadi kecelakaan tertabrak kereta yang melintas.

Sunarwan mengakui, selam tinggal dipinggiran kereta sangat sulit untuk memberi­kan kesadaran masyarakat yang melakukan aktivitas ngabuburit tersebut. Sebab kegiatan ini sudah berlangs­ung turun temurun.

Bahkan, dari beberapa ke­jadian pernah ada salah seo­rang pengunjung yang terta­brak kereta api. Karena asy­iknya bermain dan tidak mengindahkan peringatan datangnya kereta api.

Sementara itu, Sandito (27) salah seorang pedagang ma­kanan di lokasi tersebut mengaku, setiap tahun dirinya sudah biasa berjualan didepan pintu rel kereta api Kiara Con­dong. Karena, saking ramainya pengunjung yang datang da­ganganya bisa habis terjual dilokasi tersebut.

Tinggalkan Balasan