Komputer Kemenag pun Kena Serangan WannaCry

Meski demikian, Bisyron tidak menyarankan pengguna membayar tebusan. Sebab, belum tentu setelah tebusan dibayar, data yang disandera akan dibebaskan. Pihaknya juga mencatat sedikitnya empat situs yang digunakan untuk bertransaksi membayar tebusan. Yakni, www.btcfrog.com, www.rentasyventas.com, graficabigin.com.br, dan parafazeracontecer.com.br.

Bagi yang sudah memiliki backup data, tidak ada masalah. Komputer tinggal diinstal ulang, kemudian data yang ada dikopi kembali ke dalam komputer. Setelahnya, kondisi akan normal. Menurut Bisyron, Indonesia sebenarnya bukan target utama. Melainkan, hanya terkena imbas seperti sejumlah negara lain.

Untuk menanggulanginya, Id-SIRTII bekerja sama dengan badan sejenis di berbagai negara. Kerja sama dilakukan untuk menemukan sumber-sumber masuknya virus untuk kemudian di-shutdown aksesnya. Untuk saat ini, temuan yang didapati baru sebatas alamat-alamat IP.

Dia menjelaskan, setiap komputer yang diserang otomatis akan terhubung ke sumber virus. Alamat IP yang tentu selalu berpindah-pindah itulah yang dicatat.

Bisyron lalu menunjukkan daftar puluhan alamat IP yang dikumpulkan berdasar laporan yang masuk. Sebatas itulah yang bisa dilakukan. Sebab, sampai saat ini belum diketahui pasti asal virus tersebut.

Sementara itu, Dirjen Aptika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan, serangan tidak hanya terjadi pada OS Windows yang tidak update. Serangan justru lebih banyak terjadi pada komputer yang menggunakan OS bajakan alias palsu. ’’Kalau mau aman, memang harus keluar modal dengan membeli OS maupun antivirus yang asli,’’ ujarnya.

Bila tidak ingin keluar modal, lebih baik menggunakan Linux atau open source gratisan daripada OS Windows bajakan. Kemudian, jangan sekali-sekali membuka e-mail yang tidak dikenal atau mencurigakan. Sebab, virus bisa disebarkan lewat e-mail. Pengguna juga harus rajin mengecek notifikasi update yang disediakan pemilik OS.

Abrijani menambahkan, serangan sebenarnya terjadi sejak akhir pekan lalu, tapi belum masif. Sebab, mayoritas pengguna internet tidak memakai komputer pada akhir pekan. Karena itulah, begitu diketahui ada serangan, pihaknya langsung menyebarkan peringatan.

Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan berbagai negara untuk menanggulangi serangan virus tersebut. Termasuk dengan lembaga penegak hukum seperti Polri. Yang paling utama saat ini adalah menemukan pemilik virus tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan