”RAB (rencana anggaran biaya)-nya sudah ada. Karena saya memiliki back ground pengusaha, tentu segala sudah saya perhitungkan. Tapi tentu tak elok jika diungkapkan ke umum.,” tutur Yana.
Sementara itu, salah satu tokoh muda Kota Bandung yang kepincut dalam ajang Pilwalkot nanti, Tubagus Fiki Satari lebih termasuk bijak dalam menyikapi cost politics. Bagi dia, perkara angka itu relatif, tergantung bagaimana calon tersebut menilai pilkada untuk masyarakat.
Dalam diskusi tersebut, dia tidak mengungkapkan berapa dana yang dipersiapkan untuk Pilkada nanti. Namun, dalam pemaparannya, ketua Karang Taruna Kota Bandung ini lebih menjelaskan ide kreatif agar dana kampanye yang dikeluarkan baik itu dari pemerintah ataupun partai politik agar bisa bermanfaat untuk masyarakat.
Dia bahkan memaparkan beberapa langkah yang sebaiknya ditangkap oleh para calon yang akan berkutat di pilwalkot. ”Masyarakat lebih suka sosok pemimpin yang turun langsung ke masyarakat dan membuat program yang berkenaan langsung dengan keinginan masyarakat tersebut,” tuturnya.
Menurt Fiki, hal tersebut sangat mendasar. Sebab, masyarakat Kota Bandung lebih banyak dihuni oleh anak muda yang masuk dalam katagori generasi Z. Dalam artian, mereka (generasi kelahiran 2000-2020, Red) lebih paham, cerdas dalam menentukan pilihan.
”Ini yang kemudian perlu dilakukan oleh para calon. Sebab, Bandung memiliki banyak komunitas yang perlu diraih. Bagi saya, besarnya cost politics tersebut harus mengakomodir keinganan masyarakat. Jika sudah begitu, tinggal masyarakat sendiri yang menilai,” jelasnya.
Disinggung kemungkinan langkah-langkah dia ditiru oleh calon lain, Fiki mengaku, tidak keberatan. Malah senang jika ada calon wali kota yang hendak mencontek ide-idenya.
Pada kesempatan lainnya. Anggota DPD RI Eni sumarni yang sempat hadir dalam diskusi sebelumnya mengungkapkan, biaya politik ketika dirinya mencoba maju dalam Pilkada di Kabupaten sumedang telah menghabiskan materi sangat besar.
Secara terang terangan dirinya menyebutkan, untuk ukuran Pilkada di Kota kecil seperti Sumedang saja uang Rp 7,5 miliar lebih sudah dihabiskan dalam Pemilu 2013 lalu.