Setara Boleh, Asal Jangan Kebablasan

Umi menambahkan, memang tidak ada karakteristik pekerjaan yang tidak boleh dilakukan perempuan. Di zaman kebebasan ini, perempuan bisa menduduki jabatan melebihi laki-laki.

Jabatan tinggi bukan berarti lupa akan kewajiban. menurut dia, di luar rumah perempuan boleh memiliki jabatan tinggi melebihi suaminya. Namun ketika masuk rumah, perempuan harus patuh dan taat kepada kepala keluarga.

”Jadi harus ingat, ketika seorang perempuan sudah jadi pejabat misalnya, rezeki yang dia dapat itu milik bersama. Ada suami dan anak-anak,” tegas dia.

Menurut dia, jangan sampai terjadi uncontrol dalam rumah tangga jika seorang istri sibuk bekerja. Karena pendidikan yang tinggi, perempuan harus bisa lebih pandai mengelola rumahtangganya.

”Kartini itu perempuan berpendidikan tinggi. Tapi menyadari betul di rumah dia sebagai istri dan ibu,” ujar dia.

Sementara itu, Rektor International Women University Dr Hj Dewi Indriani Jusuf mengatakan, kesetaraan gender bisa diartikan bagaimana perempuan memotivasi dirinya untuk lebih baik. Di zaman globalisasi ini, perempuan bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat tanpa harus keluar rumah.

”Perempuan bisa diam di rumah memaksimalkan potensi diri. Kan perempuan itu sejatinya mengurus rumah tangga. Namun, di sisi lain, bisa membantu perekonomian suami. Jika tidak bisa keluar rumah, ya di rumah saja berbisnis online,” ujar Dewi.

Dia menambahkan, ketika Hari Kartini setiap tahun diperingati, hendaknya mengambil hikmah. Perempuan harus mencerna falsafah perjuangan kartini. ”Makna habis gelap terbitlah terang berarti dari ketidak tahuan menjadi tahu. Artinya, kita sebagai perempuan wajib belajar,” pungkasnya. (fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan