jabarekspres.com, JAKARTA – Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) akhirnya secara resmi melaporkan PT LIB (Liga Indonesia Baru) ke Direktorat Jenderal Imigrasi. Hal Itu setelah operator kompetisi sepak bola profesional tanah air itu tetap ngotot mengizinkan klub memainkan pemain asing yang belum mengantongi Kitas (Kartu Izin Terbatas) di Indonesia di kompetisi Liga-1.
Sekjen BOPI, Heru Nugroho menyebutkan, dengan laporan resmi yang sudah mereka berikan kepada pihak keimigrasian tersebut, maka kasus pemain yang tak ber-kitas secara otomatis menjadi kewenangan pihak Imigrasi.
”Mau diapakan para pemain itu dan bagaimana sanksi kepada operator, semua sudah menjadi hak keimigrasian,” kata Heru.
Heru lantas menjelaskan bahwa, total ada 25 pemain dari 11 klub kasta tertinggi tanah air yang terindikasi melakukan pelanggaran keimigrasian itu.
Hanya saja, pria asal Malang Jawa Timur ini enggan membeberkan siapa saja pemain dan klub yang bermasalah tersebut.
Alasan dia, mereka terikat perjanjian dengan operator untuk merahasiakan identitas para pemain tesebut.
Hanya saja, Heru memastikan bahwa, para pemain asing yang baru pertama berkompetisi di Indonesia pada dua bulan terakhir, sudah pasti belum memiliki Kitas.
”Intinya, kami sudah setorkan nama pemain, tinggal pihak imigrasi yang melakukan penindakan. Tapi, kami berharap ada langkah tegas untuk masalah ini,” lanjut dia.
Memang, tiga hari sebelum kickoff Liga-1 berlangsung pada 15 April lalu, BOPI mengeluarkan rekomendasi izin kompetisi kepada PT LIB selaku operator.
Hanya saja, mereka sudah mewanti-wanti PT LIB untuk tidak mengizinkan klub memankan pemain asing yang belum mengantongi Kitas dalam setiap pertandingan.
Tapi, belakangan, larangan dari BOPI itu lantas diabaikan oleh operator. Buktinya, pada laga pembuka Liga -1 yang mempertemukan Persib Bandung dengan Arema FC, kedua tim sama-sama ngotot memainkan pemain asing mereka yang belum mengantongi Kitas.
Michael Essien dan Carlton Cole bersama Persib Bandung, dan Jad Noureddine gelandang bertahan Arema FC.
Heru pun berharap agar pihak keimigrasian memiliki spirit yang sama dengan BOPI untuk memperbaiki tata kelola sepak bola Indonesia.