jabarekspres.com, BOGOR – Kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menduduki peringkat pertama dari sepuluh penyakit yang diderita warga di Kota Bogor. Faktor penyebabnya, musim pancaroba membuat kondisi tubuh menjadi lebih rentan terserang penyakit.
Pneumonia merupakan radang akut yang menyerang jaringan paru dan sekitarnya. Pneumonia adalah manifestasi ISPA yang paling berat karena dapat menyebabkan kematian.
”Sementara jumlah anak-anak yang terkena ISPA bukan pneumonia berjumlah 45.956 orang,” ujar Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kota Bogor, Ratna Yunita.
ISPA bukan pneumonia, kata dia, adalah batuk pilek biasa. Sejauh ini sambungnya tidak ada laporan kasus kematian karena ISPA. Dia menyebutkan ISPA masih menjadi penyakit yang paling tinggi tingkat kunjungannya. ISPA, termasuk penyakit yang jika si penderita memiliki daya tahan tubuh bagus akan hilang dengan sendirinya.
”Sebetulnya itu adalah self limited disease. Jadi tujuh hari semisalnya akan hilang dengan sendirinya,” ucap dia.
Hanya saja, jika daya tahan tubuh anak lemah, sedangkan virusnya banyak jadilah berkembang virusnya. Latarbelakangnya, daya tahan dan anak-anak masih menjadi rentan. Ada juga kasus penyakit ISPA yang dipengaruhi oleh musim. ”Sekarang kan kadang panas lalu hujan. Itu juga berpengaruh,” ungkapnya.
Soal ISPA sejatinya sudah menjadi kebijakan nasional, Presiden Joko Widodo yang mencanangkan Indonesia Sehat dengan Gerakan Keluarga Sehat lewat 12 indikator, kemudian melalui strategi Gerakan Masyarakat Sehat (Germas). ”Tiga kunci utama, yakni aktivitas fisik 30 menit per hari paling tidak tiga kali seminggu,” bebernya.
Selain itu, memakan buah dan sayur sesuai porsi. Bagaimana sesuai prosi itu? Makan buah dan sayur sehari lima porsi bukan besar. Tetapi mangkok kecil lima porsi, yang rinciannya bisa tiga sayur dan dua buah atau pun kebalikannya. ”Ketiga cek kesehatan rutin sehingga bisa ditanggulangi cepat dan tidak menimbulkan efek samping berkepanjangan,” tandasnya. (wil/c/rie)