Lima teman spesial itu, kata Risa, setuju kisah mereka difilmkan. Namun, ada beberapa syarat. ”Pertama, mereka ingin menjadi pahlawan. Kedua, tidak boleh ada orang Jepang karena sebagai keturunan Belanda, mereka trauma dengan Jepang. Yang ketiga, tidak boleh ada darah asli selama pembuatan film,” papar perempuan yang berprofesi PNS di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung itu.
MD Pictures menyetujui syarat yang diajukan teman-teman spesial Risa. Naskah lantas ditulis oleh Lele Laila dan Ferry Lesmana dengan supervisi Risa. Sebagai sutradara, pihak MD mengajak Awi karena pengalamannya mengarahkan film horor Badoet pada 2015. ”Ini tantangan baru buat saya karena bekerja sama dengan PH yang punya nama besar,” ujar Awi.
Syuting berlangsung selama 12 hari, dimulai pada 30 Maret 2016. Untuk menghayati perannya, Prilly sampai harus membuka mata batin demi bisa melihat makhluk halus dan bertemu teman-teman spesial Risa. ”Akhirnya, ketemu sih. Belakangan malah saya jadi cukup akrab sama mereka,” ujar Prilly, yang hingga kini mengaku bahwa mata batinnya masih dibuka.
Melihat sukses Danur, Manoj membenarkan adanya rencana pembuatan sekuel yang diberi judul Maddah. Rencananya, film itu tayang akhir Maret 2018. ”Kami juga berencana menjadikan Danur sebuah franchise dengan total delapan film yang diangkat dari novel-novel karya Risa,” kata Manoj. (len/c6/ayi/fik)