jabareskpres.com, BANTEN – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga jaringan teroris di Cilegon, Banten, kemarin (23/3) sekira pukul 12.00. Dari penangkapan itu, satu dari terduga empat teroris meninggal dunia karena tertembak oleh anggota Densus 88.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto menuturkan, pelaku yang meninggal dunia adalah Nanang Kosim. Sementara yang selamat adalah Achmad Supriyanto, Icuk Pamulang, dan Ojid Abdul Majid yang mengalami luka tembak di tangan.
”Penangkapan ini bermula dari pengejaran Densus terhadap terduga teroris. Sebanyak dua mobil diikuti dari arah Anyer, Banten. Di dalam mobil itu masing-masing ada dua orang,” kata Rikwanto, kemarin (23/3).
Lebih lanjut mantan Kapolres Klaten ini menuturkan, sesampai di Ciwamdan, mobil pelaku melambat. Petugas yang mengikuti lantas menghentikan dengan cara memotong jalan mobil pelaku.
Ketika itu, mobil pertama yang dikemudikan Achmad Supriyanto dan Icuk Pamulang langsung menyerahkan diri. Sementara itu, mobil dua yang dikemudikan Nanang Kosim dan Ojid Abdul Majid malah melawan dan memercepat laju mobilnya dan menabrak mobil petugas.
”Sehingga dilumpuhkan oleh petugas kemudian dalam perjalanan ke rumah sakit, tersangka Nanang meninggal dunia,” katanya. Dari penangkapan itu juga, petugas menyita sepucuk senjata api.
Sementara itu, dari jejak pelaku, diketahui Nanang terlibat sejumlah aksi teror di Indonesia. Nanang diketahui pernah mengikuti pertemuan Anshor Daulah di Batu, Malang pada tanggal 20 sampai 25 November 2015. ”Nanang sebagai pengajar teknik persenjataan,” beber Rikwanto.
Menurut dia, Nanang juga merencanakan pelatihan militer di Halmahera yang akan dijadikan sebagai basis pelatihan militer kelompok Anshor Daulah pengganti Poso, Sulawesi Tengah. ”Dia juga menyembunyikan Abu Asybal selama dalam pelarian pasca-bom Thamrin tahun 2016,” terang lulusan Akpol 1988 itu.
Nanang juga diketahui bersama dengan Fajrun melakukan latihan membuat bom di Gorontalo 2016. Kemudian mengetahui dan menyembunyikan Andi Bakso pelaku bom gereja di Samarinda.
”Dan terakhir, pelaku membeli senjata M16 untuk kelompok Anshor Daulah yang sudah direncanakan sejak tahun 2015,” terang dia. (elf/JPG)