jabarekspres.com, SOREANG – Pemerintah Kabupaten Bandung menganggarkan Rp 17 miliar, berasal dari APBD tingkat II untuk alokasi bencana alam dan kejadian luar biasa (KLB).
”Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri uang itu bisa digunakan dengan persyaratan administrasi yang memadai. Misalkan kejadian luar biasa diusulkan Dinas Kesehatan dan secara aturan telah diklarifikasi, ini perhatian pemerintah daerah terhadap antisipasi persoalan masyarakat, payung hukumnya jelas dari Permendagri dan keperluannya seperti bencana banjir, pengungsi, penyakit yang diderita pengungsi, atau keracunan makanan saat perayaan hari besar,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Bandu, Sofian Nataprawira di sela sosialisasi Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Penyakit, kemarin (22/3).
Apalagi sebut dia, salah satu fokus pembangunan lima tahun ke depan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia, untuk mendorong terciptanya masyarakat maju dan mandiri agar mampu menjadi subjek pembangunan.
”Peningkatan kualitas tersebut meliputi pemantapan moral dan mental, peningkatan kemampuan intelektual, derajat kesehatan, kemandirian dan kepercayaan diri yang akan bermuara pada peningkatan keberdayaan, produktivitas dan kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.
Di bidang kesehatan, menurut Sofian pembangunan diarahkan pada upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan salah satu sasarannya yaitu meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH). Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Bandung Tahun 2015 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah 73,07 tahun.
“Saya minta nanti untuk Tahun 2017, jajaran Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan BPS, aparat Dinkes harus paham apa yang dikerjakan di lapangan akan berakibat pada IPM maupun AHH dan akan dihitung oleh BPS, saya ingin ada estimasi juga dari Dinas Kesehatan,” kata Sofian.
Untuk menyelenggarakan sistem informasi yang bertanggungjawab kepada masyarakat, Sofian berharap agar Dinas Kesehatan senantiasa mempublikasikan kegiatan-kegiatannya. ”Saya ingin mendorong apa saja yang tengah dilakukan oleh jajaran Dinas Kesehatan untuk diangkat dan dipublikasikan setiap kegiatannya,” pesan Sofian.
Di Kabupaten Bandung, kata Sofian, akan ada percontohan tingkat Nasional mengenai tanaman obat-obatan dalam hal lintas transformasi pengobatan moderen dan pengobatan tradisional. ”Saya harap nanti ke depan ada laboratorium di Kabupaten Bandung supaya ada jalan keluar bagi kesehatan masyarakat dari berbagai jenis obat baik moderen maupun tradisional,” tutup Sofian.