Kesadaran Cek HIV Masih Rendah

”Tidak semua ibu hamil mau memeriksakan kesehatannya, karena kemungkinan mereka yakin,” tambahnya.

Kin mengungkapkan, ada kemungkinan menekan persentase risiko penularan HIV/Aids hingga mencapai satu persen pada jabang bayi atau pada anak-anak. Sebab, ibu hamil yang positif HIV/Aids berdasarkan hasil pemeriksaan, belum tentu menularkannya pada buah hatinya.

Sehingga untuk alasan itulah pihaknya menekankan pentingnya melakukan tes HIV/Aids pada ibu hamil. Dan apabila dalam pemeriksaan hasilnya positif, maka selama proses kehamilan sampai melahirkan akan diupayakan tindakan pengobatan agar  ketika sudah melahirkan, bayi tersebut tetap bisa diberi asi, dengan catatan tanpa campuran susu formula atau dengan kata lain bayi tersebut hanya boleh mengonsumsi ASI murni.

Tetapi jika si ibu tidak minum obat, kemudian anak yang dilahirkan normal dan disusui, resiko penularan bisa sampai 45 persen. Jika si ibu sudah diobati setelah melakukan tes, justru kemungkinan penularan bisa ditekan sampai hanya 1 persen saja.

“Jadi si ibu tetap bisa menyusui, tapi si bayi tidak boleh diberi campuran konsumsi susu formula. Jadi hanya boleh ASI saja,” imbuhnya.

Selain tes HIV, ibu hamil juga wajib melakukan tes tuberculosis (TBC). Karena berdasarkan temuan di lapangan, 80 persen kasus penderita HIV/Aids juga menderita TBC. (bun/ign)

Tinggalkan Balasan