bandungekspres.co.id, SUMUR BANDUNG – Kota Bandung kembali menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam penerapan smart city. Baru-baru ini, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menandatangani perjanjian kerja sama dengan tujuh kepala daerah di luar Jawa Barat terkait pengembangan smart city di Balai Kota Kusuma Wicitra, Jalan Sudanco Supriyadi, Kota Blitar.
Ketujuh daerah yang menjalin kerja sama dengan pemkot Bandung yakni Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kota Mojokerto, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Buleleng (Bali), dan Kabupaten Tanjung Balai (Sumatera Utara).
Dalam kerja sama itu, Emil –sapaan Ridwan Kamil- menawarkan sistem paling mudah agar ditiru daerah lain. Seperti sistem smart city dengan mengutamakan teknologi dalam pengelolaan setiap anggaran maupun kebijakan. ”Kami lompat jauh dengan memakai sistem ini, dari ranking 200 menjadi ranking satu penghargaan dari Menpan, layanan publik sudah terlampaui, open Governance kami juga diakui Mendagri, ini bisa di-sharing untuk daerah lain,”
Total ada 300 software smart city yang ditawarkan pemkot Bandung bagi daerah yang mau mengadopsinya. Emil menceritakan, kala membelanjakan dana Rp 500 miliar untuk teknologi mencapai smart city, jika semua daerah membelanjakan anggaran yang sama untuk permasalahan yang sama, menurutnya Indonesia akan maju pesat berkembang bersama.
Yang paling istimewa, menurut Ridwan Kamil adalah e-budgeting. Software ini berhasil menemukan anggaran-anggaran siluman, anggaran-anggaran kurang penting.
”Bandung pakai software itu terbukti bisa menghemat hingga Rp 1 triliun. Silakan dipakai mana yang cocok untuk kemajuan bersama,” jelasnya.
Selain itu, dirinya juga mengaku akan lebih memberikan masukan untuk terus menggali dan meningkatkan kearifan lokal. Yakni demi terus menjaga persatuan bangsa sesuai amanat Pancasila Sila ke-3.
”Indonesia ini kalau kompak tidak ada yang melawan. Tadi saya bilang tahun 2030 akan jadi ranking tujuh dunia. 2045 akan ranking tiga dunia. Syaratnya apa, cepat pertumbuhannya,” kata Emil, sapaan Ridwan Kamil.
Menurut Emil, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat segera tercapai jika terjadi banyak kerjasama antar daerah. Jika masing-masing daerah masih tetap mengutamakan persaingan antar wilayah, percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah hal yang mustahil. ”Intinya kurangi kata-kata kompetisi, sebaliknya perbanyak kata-kata kolaborasi,” ungkap Emil.