bandungekspres.co.id, SUMUR BANDUNG – Kantor Perwakilan Wilayah (Kpw) Bank Indonesia (BI) Jawa Barat memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Jawa Barat 2017 akan terus membaik.
Kepala KPw BI Jawa Barat Juda Agung menyebut, LPE Jabar 2017 akan berada pada kisaran 5,5 – 5,9 persen. Sementara LPE Jabar 2016, berada di 5,67 persen.
”Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat terus membaik tiap tahun. Tahun 2016 mencapai 5,67 persen (year on year/yoy), meningkat dibanding tahun 2015 sebesar 5,04 persen. Jawa Barat kembali tumbuh di atas nasional 5,02 persen dan kawasan Jawa 5,59 persen,” ujar Juda di Kantor KPw BI Jabar, Jalan Braga, kemarin (7/3).
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Jabar didorong oleh perbaikan infrastruktur. Dari sisi domestik, konsumsi diperkirakan masih kuat didorong oleh suku bunga kredit yang turun dan belanja infrastruktur yang diperkirakan membaik dibandingkan tahun lalu.
Di samping itu, kenaikan UMK diperkirakan juga akan menjaga daya beli masyarakat. Dari sisi lapangan usaha, industri pengolahan diperkirakan terdorong oleh meningkatkanya peran Jawa Barat sebagai basis industri otomotif ASEAN serta implementasi MEA yang semakin mendorong transaksi perdagangan di kawasan ASEAN yang merupakan tujuan ekspor utama Jawa Barat.
”Investasi dan lapangan usaha konstruksi diperkirakan juga akan membaik seiring dengan penyelesaian berbagai proyek infrastruktur strategis, seperti Jalan Tol Cisumdawu, Bandara Internasional Kertajati, LRT Terintegrasi Jabodebek, Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi), serta pembangunan Bandung Intra Urban Toll Road/BIUTR. Dai sisi ekternal perbaikan perekonomian dunia yang diperkirakan tumbuh 3,4 persen juga diperkirakan akan memberikan dorongan pada ekspor Jawa Barat,” ujarnya.
Sementara inflasi Jawa Barat pada tahun 2017 diperkirakan masih dalam kisaran 4 ± 1 persen. Namun risiko kenaikan administred prices dan volatile food tetap perlu diwaspadai. Berbagai risiko tersebut antara lain bersumber dari peningkatan harga minyak dunia yang dapat meningkatkan tekanan administred prices dan berlanjutnya efek La Nina yang dapat mengganggu kestabilan pasokan pangan.
”Mengantisipasi berbagai risiko di atas, koordinasi Bank Indonesia dengan Pemda Jawa Barat melalui TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) terus ditingkatkan melalui berbagai program kerja strategis pengendalian inflasi,” ujar dia. (fik)