bandungekspres.co.id, JAKARTA – Pelaksanaan ujian nasional (Unas) semakin dekat. Meskipun Kemendikbud memperbanyak jumlah lokasi ujian nasional berbasis komputer (UNBK), tetap masih ada yang berbasis kertas. Sampai saat ini proses distribusi naskah masih berlangsung.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam mengatakan, seperti tahun sebelumnya distribusi naskah ujian di dahulukan untuk kawasan khusus (remote). Guru besar UGM Jogjakarta itu menjelaskan untuk daerah yang remote itu, naskah unas sudah sampai di provinsi.
’’Selanjutnya bisa langsung disalurkan ke daerah-daerah yang akses transportasinya sulit,’’ katanya di Jakarta kemarin. Kawasan khusus itu tersebar diantaranya di Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara. Dengan sistem pendistribusian lebih awal ini, Nizam berharap naskah unas di daerah khusus tiba tepat waktu.
Sementara itu untuk wilayah lain yang cenderung mudah akses transportasinya, Nizam mengatakan distribusi terus berjalan sampai sekarang. Dia menuturkan distribusi naskah ujian secara resmi sudah berjalan mulai Senin lalu (27/2). Menurutnya proses penggandaan naskah lebih lancar karena jumlah sekolah yang menyelenggarakan unas berbasis kertas lebih sedikit dibanding tahun lalu.
Pejabat yang hobi bersepeda itu menjelaskan, kementerian melakukan kontrol percetakan naskah unas sepanjang 24 jam. ’’Kita gunakan CCTV di percetakan yang terhubung dengan Kemendikbud,’’ jelasnya. Di lapangan sampai sekarang belum muncul isu-isu negatif seperti kebocoran soal ujian maupun peredaran kunci jawaban. Kemendikbud berharap kasus seperti itu tidak terjadi tahun ini.
Nizam berharap masyarakat tidak termakan isu kebocoran soal ujian maupun peredaran kunci jawaban. Sebab bisa membuat siswa tidak tenang dalam belajar menjelang unas. ’’Masyarakat atau orangtua lebih baik mempercayakan kepada anak untuk mengerjakan unas dengan jujur,’’ pungkasnya.
Sebelumnya Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan tetap akan mengawasi penyelenggaraan unas. Meskipun sudah banyak sekolah yang menyelenggarakan unas berbasis komputer, tetap saja potensi kecurangan tetap muncul. Sebab nilai unas digunakan sebagai pertimbangan masuk ke jenjang berikutnya.
Muhadjir mengatakan akan melibatkan tim Ombudsman untuk pengawasan unas. Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu bahkan mengatakan, tidak hanya unas yang diawasi. Namun ujian sekolah berstandar nasional (USBN) yang diselenggarakan oleh sekolah, juga tetap diawasi oleh Ombudsman. Tim Ombudsman dari pusat maupun perwakilan di daerah akan turun memantau pelaksanaan ujian tahunan itu. (wan/JPG/fik)