“Tidak ada efek samping jangka panjang setelah dioperasi dan juga tidak akan mengganggu hubungan seksual suami istri,” jelas Wahyudin ketika ditanyakan tentang berbagai anggapan masyarakat mengenai MOP dan MOW.
Erna, 43, warga Pangauban Kecamatan Pacet mengatakan ia mengetahui adanya pelayanan gratis ini dari kader penyuluh KB dimana ia berdomisili. Mulanya Erna, atas ijin suaminya, sudah mantap menjadi akseptor KB MOW akan tetapi tidak memiliki biaya. “Saya sudah menunggu pelayanan ini dan menanyakan pada kader, soalnya kalau di rumah sakit biayanya mahal,” kata Erna.
Erna hanya salah satu dari sekian banyak akseptor KB yang memilih alat kontrasepsi ini, menurutnya MOW cara yang efektif untuk mencegah kehamilan. “Saya dan suami sudah mantap memilih MOW mengingat usia saya kalau hamil lagi resikonya tinggi,” pungkas Erna.(gun/ign)