Ditulis Markas Tentara, Ternyata Kantor Koran

Anita pun mengingatkan publik agar berhati-hati membagikan artikel. Masyarakat harus sadar dampak yang bakal ditimbulkan jika informasi palsu tersebut menyebar luas. ”Saya semakin takut dengan masyarakat Indonesia yang kian lupa nilai toleransi. Padahal, ini adalah nilai yang selalu jadi kebanggaan bangsa dari dulu,” tegasnya.

Dari kalangan organisasi, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) juga ambil bagian dalam perang melawan berita hoax. Mereka membentuk NU Cyber Troops. Tugasnya ialah mengklarifikasi berita-berita palsu tentang NU yang hilir mudik di dunia maya. ”Intinya adalah tabayun (klarifkasi, Red). Itu menjadi kewajiban bagi umat,” tutur Ketua PB NU Bidang Hukum, HAM, dan Perundang-undangan Robikin Emhas.

NU juga mengajak anggotanya yang aktif di dunia maya untuk melakukan edukasi. Misalnya dengan memposting tweet bertema edukasi Islami seperti #Yukyasinan atau #Islamnusantara.

”Kami ingin melindungi keutuhan NKRI, juga jamaah NU, dari informasi-informasi fitnah. Jangan sampai masyarakat terpecah dan dimanfaatkan pihak-pihak penyebar kabar tersebut,” tandasnya. (*/c9/ca/rie)

 

 

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan