bandungekspres.co.id, CIMAHI – Jika sudah mendarah daging, maka sesuatu hobi tak akan bisa ditunda lagi. Seperti dialami pelukis Kota Cimahi Teddy Suchyar. Meskipun sudah 13 tahun tak menggoreskan kuasnya.
Alumni seni rupa ITB Angkatan 1979 ini mengaku kembali lagi melakukan aktivitasnya melukis di kanvas. ”Sudah 13 tahun lalu saya berhenti melukis di kanvas. Karena disibukan dengan aktivitas pekerjaan menjadi desain interior dekorasi di beberapa tempat baik di Bandung, Jakarta Cirebon atau Indramayu,” ungkap Teddy ditemui di ruang kerjanya di Jalan Asem Barat No. 1 Gandawijaya Kota Cimahi, kemarin (5/1).
Biasanya, dia menggarap desain interior show room sebuah perusahaan otomotif terkenal. Kembalinya menuangkan ekspresinya di atas kanvas ini terjadi bukan tanpa sebab. Tapi atas dukungan yang diberikan teman sekampusnya dulu.
Dia berkisah, pada Mei 2016 lalu, sejumlah alumni seni rupa ITB berkumpul di Kalimalang, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, dia bertemu beberapa teman alumni lainnya dan menyarankan Teddy untuk kembali mengeluti dunia melukis di kanvas.
”Atas support dari teman-teman alumni itu, seperti Kang Tisna Sanjaya, saya kembali memutuskan untuk kembali melukis di kanvas,” jelasnya.
Meski disibukan dengan mendesain interior mobil, namun dia masih tetap menunjukan karyanya di beberapa kegiatan pameran. Baik di Cimahi, Bandung atau Jakarta. ”Beberapa kali saya sempat berpameran baik di Cimahi atau Bandung. Saya pernah berpameran di Museum Likes Barli ataupun di Gallery nasional,” ungkapnya.
Dia merasa ada kepuasan tersendiri ketika hasil karya kita bisa dinikmati oleh orang lain. Dia melanjutkan, karya seni lukisnya banyak melakukan kolaborasi antara lukisan abstrak dan realis. Sebab, dirinya senang melakukan kolaborasi. Belum lama ini, di Riau Festival, dia mencoba meluksi on the spot dengan melukis di atas kanvas 3×3 meter persegi bersama seorang model dan bloom asap.
”Apa yang saya lakukan saat on the spot di Riau Festival ini menarik pergantian Original Rekor Indonesia. Karena belum pernah ada pelukis yang melakukannya,” sebutnya.
Menurut Teddy, untuk menjadikan dunia lukis sebagai sandaran hidup ada cara yang dilakukan.Yakni, dengan seringnya melakukan pameran, tetapi jika memungkinkan pamera tersebut tidak dilakukan secara eklusif.