Pertama di Indonesia, kedua di ASEAN

bandungekspres.co.id – Predikat Kota Bandung sebagai creative city semakin menunjukkan jati dirinya. Salah satunya dengan mendiri gedung Creative Center.

Terkait bidang teknologi, Kota Bandung juga sudah merilis beberapa program. Salah satunya Bandung Command Center hingga aplikasi panic button yang terintegrasi dengan kepolisian.

”Saya ingin menunjukkan bahwa proyek pemerintah harus tepat waktu, hemat biaya dan memang berkualitas,” kata Wali Kota Bandung Ridwan, belum lama ini.

Menurut pria yang akrab disapa Emil ini mengaku, mengawal langsung progres pembangunan gedung pusat kreativitas tersebut. Dengan begitu, mulai dari konsep hingga pelaksanaannya nanti sesuai dengan harapan.

”Kalau ini sukses, akan menjadi percontohan. Bisa menginspirasi kota-kota lain agar ekonomi kreatif ini lahir karena ada ruang-ruang kreasi,” ungkapnya.

Dia memerinci, gedung Creative Center merupakan salah satu bangunan yang unik. Dari sisi pembuatan konstruksi bangunan yang lebih rumit dari bangunan gedung pada umumnya. Sehingga jika cara membangunnya seperti membangun bangunan yang lain. ”Saya tidak mau hasinya biasa-biasa saja,” ucapnya.

Creative center ini bentuknya poligon yang artinya segi banyak. Konstruksinya lebih rumit, kemudian isinya juga tidak biasa. Makanya belum ada di ndonesia. ”Jadi ini adalah percontohan untuk bangunan unik yang harus jadi istimewa,” katanya.

”Indonesia sendiri hingga saat ini belum ada gedung Creative Center,” tambahnya.

Emil berharap, Creative Center bisa menginspirasi kota-kota lain. Agar ekonomi kreatif ini, kata dia, lahir karena ada ruang ruang berkreasi yang disiapkan oleh pemerintah.

”Di ASEAN hanya Thailand yang punya. Jadi kalau kita bangun, kita yang kedua,” kata Emil.

Di dalam gedung Creative Center ini rencananya akan dibangun sejumlah fasilitas seperti perpustakaan, galeri untuk menampilkan karya, museum kreatif, amphiteater, ruang belajar, dan beragam studio seperti studio tari, fashion, musik, ICT.

Dari total sepuluh, kata dia, ada ruang kelas untuk belajar mengajar ada sekitar empat kelas. Kemudian ada toko desain yang menampilkan produk terbaik Kota Bandung.

”Sehingga ketika turis datang kita arahkan untuk melihat contoh terbaiknya ke sana. Kemudian ada bioskop kecil jadi ruang seminar berfungsi untuk menonton juga karya-karya film atau TV dari anak anak Bandung,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan