bandungekspres.co.id, BANDUNG – Pembangunan di Provinsi Jawa Barat mencapai keberhasilan yang signifikan. Hal ini dipublikasikan dalam pemaparan pembangunan lima tahun terakhir masa jabatan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, ada beberapa indikasi keberhasilan yang dicapai atas program kerjanya. Di antaranya indikator angka kemiskinan yang berhasil ditekan pada kuran waktu satu tahun terakhir.
Menurutnya, angka kemiskinan di Jabar pada 2015 mencapai indeks 9,57 persen lebih kecil dari nilai angka kemiskinan nasional. Namun, pada 2016 ini Pemprov Jabar telah berhasil menurunkan menjadi 8,95 persen.
”Selain itu, indek ratio juga turun dari 0,415 ke angka 0,413. Meski penurunan tersebut kecil, namun itu dihitungan trilun. Maka cukup bermakna jika dijabarkan,” papar Heryawan di Jalan Anggrek, Kamis malam (29/12).
Pria yang akrab disapa Aher itu mengatakan, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) juga terjadi peningkatan sebesar 0,53 persen pada 2015. Sedangkan di 2016 mengalami lonjakan cukup tinggi dengan nilai 5,76 persen. Ini disinyalir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi karena perhelatan Pekan Olah Raga Nasional (PON XIX) yang baru saja diselenggarakan di Jabar.
”Jadi PON itu cukup lumayan mendongkrak pertumbuhan ekonomi,” jelas Aher.
Menurutnya, kenaikan LPE ini merupakan paling tinggi di pulau Jawa bila dibandingkan dengan provinsi Jatim, dan Jateng bahkan provinsi DKI sekalipun.
Tidak hanya itu, nilai inflasi di Jabar juga berhasil ditekan dengan nilai 2,73 persen pada 2015 dan menjadi 2,39 persen pada 2016. ”Bahkan nilai ini sangat jauh di bawah rata-rata nasional,” ucapnya.
Heryawan menuturkan, dari gambaran secara makro ini telah mengalami gambaran perbaikan. Bahkan keadaan perekonomian Jawa Barat yang terus menggenjot dengan beberapa program unggulan yang berkelanjutan.
Beberapa program yang saat ini masih berjalan yaitu pembentukan wirausaha baru telah mencapai anggka 51,904 orang dari target yang ditetapkan sebanyak 100 ribu yang dicanangkan sampai pada 2018. ”Jadi meskipun dua tahun lagi kami optimistis ini bisa tercapai target atau kalau tidak tercapai minimal mendekati target dari segi kepesertaan,” urai.
Menurut dia, jumlah ini bisa saja bertambah kalau melihat dari data pendidikan jadi wirausaha, ataupun lulusan perguruan tinggi yang memutuskan jadi pengusaha. Bahkan angka tersebut belum dihitung dari lembaga lembaga swasta seperti pesantren Darut Tauhid yang menyelenggarakan program kewirausawan.