Demi Anak, Rela Lepaskan Gaji Besar di Perusahaan

Irawan mengaku bangga ada orang Indonesia yang cukup sukses di Jepang. Bisnisnya bersaing dengan pengusaha lokal. ”Bagus lah ada orang Indonesia yang berkiprah dengan usaha seperti ini di Jepang. Mungkin ini bisa menjadi inspirasi bagi yang lainnya,” tutur pria asli Blitar tersebut.

Tidak hanya menjadi jujukan orang Indonesia saat mencari suvenir, JJS juga dikenal di kalangan pekerja migran alias tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bermasalah. Mereka datang ke Agus untuk minta advis cara menyelesaikan masalahnya.

”Dalam sebulan, ada saja yang ke sini curhat karena kena tipu. Pekerjaan yang dijanjikan di Jepang tidak sesuai dengan yang diomongkan saat masih di Indonesia,” papar Agus.

Untuk diketahui, TKI yang berangkat ke Jepang rata-rata menggunakan visa turis yang hanya berlaku dua pekan. Padahal, mereka semestinya datang dengan visa bekerja. Ujung-ujungnya, mereka kena masalah. Entah ditipu pihak yang mempekerjakan atau yang bersangkutan terancam kena razia imigrasi Jepang.

Di toko Agus itulah mereka curhat dan berkonsultasi kepada pemilik toko. Agus sendiri tidak bisa berbuat banyak. Dia hanya bisa menasihati atau menyarankan sebelum masalahnya jadi fatal. ”Kalau kena tipu, misalnya, saya sarankan agar dia segera pulang ke tanah air saja sebelum visa kunjungan turisnya habis. Kasihan dia. Sudah keluar uang puluhan juta, kena tipu,” ucapnya.

Tidak sedikit TKI yang minta pekerjaan kepada Agus. Namun, Agus tidak berani mengambil risiko terhadap TKI yang bermasalah. ”Sebenarnya, kalau visanya benar dan sesuai prosedur, kita bisa bekerja dengan tenang di sini. Banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja di sini,” tutur dia. (*/c9/ari/rie)

Tinggalkan Balasan