bandungekspres.co.id, SOREANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung merasa kesulitan untuk mendata para pengidap penyakit HIV-AIDS. Itu lantaran banyak dari masyarakat tertutup untuk menginformasikan penyakit tersebut.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung, Sofian Nataprawira mengatakan untuk penanganan penyakit HIV/AIDS pihaknya melalui Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) maupun Dinas Kesehatan (Dinkes) terus melalukan sosialisasi kepada masyarakat.
”Menurut data Dinkes Kabupaten Bandung, jumlah pengidap HIV/AIDS sebanyak 73 orang. Oleh karena itu, kami terus melakukan sosialisasi terkait bahayanya penyakit itu,” kata Sofian pada wartawan usai peringatan Hari HIV/AIDS 2016 di Bale Rame Kompleks Gedong Budaya Sabilulungan, Soreang, kemarin (20/12).
Dia berharap sebaiknya masyarakat berperan aktif dalam menginformasikan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Bandung. Supaya, Pemda bisa segera melakukan identifikasi, pengobatan dan melakukan pendampingan kepada para pengidap tersebut.
”Kami berharap masyarakat jangan malu untuk menginformasikan kepada pemerintah. Karena kami peduli dan senantiasa membantu sambil dilakukan pengobatan. Karena hidup ini belum berakhir hanya dengan HIV/AIDS,” ungkapnya.
Sofyan mengimbau masyarakat terutama generasi muda agar paham penyebab-penyebab HIV/AIDS. Dari beberapa pengalaman korbannya, penyakit tersebut kebanyakan berasal dari jarum suntik dan sex bebas. ”Oleh karena itu, sosialisasi ini sangat penting untuk terus kami lakukan. Begitu pula para orang tua atau pihak lainnya, agar terus memberikan pemahaman kepada anak-anaknya. Agar anak-anaknya terhindar dari persoalan ini,” tandasnya.
Kepala BKBPP Kabupaten Bandung, Hendi Ariadi Purwanto menuturkan, program sosialisasi yang dilakukan pihaknya selama ini, salah satunya melalui Forum Anak Kabupaten Bandung.”Kami akan terus memberikan sosialisasi melalui forum tersebut. Baik masyarakat umum maupun anak terus diberikan pemahaman. Dan itu dilakukan untuk pencegahan agar tidak sampai terjadi kepada mereka. Pencegahan lebih baik dari pada diobati,” tuturnya.
Hendi meminta masyarakat untuk selalu hati-hati terhadap hal yang bisa menimbulkan HIV/AIDS, seperti penurunan kondisi badan yang beda dari biasanya. ”Agar mereka terhindar, karena selama ini belum ada obatnya,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk warga tidak mampu yang menjadi korban HIV/AIDS bisa secara gratis berkonsultasi dengan hanya menunjukan surat keterangan (Suket) tidak mampu. Untuk Kabupaten Bandung ada sejumlah rumah sakit yang bisa menangani penyakit tersebut, yakni RSUD Soreang, Cicalengka, Majalaya dan Al Ihsan Baleendah. “Keempat rumah sakit itu, bisa menyediakan pelayanan perawatan dan konseling khusus korban HIV/AIDS,” paparnya.