Anak Mantan Wali Kota Minta Koreksi

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Pembangunan Museum dan Taman Sejarah Kota Bandung di bekas Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Jalan Aceh, Kota Bandung mulai rampung. Museum dan taman yang berisi tentang sejarah Kota Bandung itu menjadi sorotan dari salah satu keluarga besar mantan Wali Kota Bandung Wahyu Hamijaya periode 1993 hingga 1998.

Anak mantan Wali Kota Bandung Yanyan Wahyu Hamijaya menyatakan sangat bangga memiliki taman sejarah, karena, di taman itu mempelihatkan wali kota- wali kota sebelumnya. ”Saya bangga Bandung memiliki taman sejarah. Tetapi ada yang harus diperhatikan, jangan sampai sejarah ini menjadi salah,” kata Yanyan saat ditemui di kediamannya Jalan Saledri Kota Bandung, kemarin (18/12).

Yanyan mengungkapkan, dalam catatan sejarah yang terpangpang terdapat kekeliruan pemberian gelar kepada wali kota yang telah memberikan kontribusi untuk kemajuan Kota Bandung selama menjabat. Ia melihat ada beberapa perlu dikoreksi.

Seperti Piala Adipura di taman sejarah, katanya, gelar itu diberikan pemerintah setempat kepada mantan Wali Kota Bandung di era tahun 1983-1993 Ateng Wahyudi. Padahal, tropi bergengsi di bidang kebersihan diraih di tahun 1996-1997.

”Padahal di Instagram, pak wali (Ridwan Kamil) menyebut bahwa setelah 20 tahun Bandung baru memperoleh lagi Adipura. Artinya, 20 tahun ke belakang adalah kepemimpinan Wahyu Hamijaya saat mendapat Piala Adipura 1996-1997. Tapi kenapa tidak terpangpang di catatan taman sejarah itu,” ungkapnya.

Soal lainnya adalah terkait penghargaan yang diraih Wahyu Hamijaya yang turut memberikan segudang prestasi untuk Kota Bandung. Dia mewakili pihak keluarga, berharap ada beberapa penghargaan yang bisa diinformasikan.

”Di taman sejarah, seolah-olah Alm Wahyu Hamijaya seakan tidak memiliki prestasi apa-apa. Padahal banyak prestasi yang diraih, seperti Aa Tarmana yang terkenal dengan Pasupatinya, Dada Rosada dengan GBLA dan prestasi lainnya,” ucapnya.

Mewakili keluarga besar Wahyu Hamijaya, dia berharap pemkot Bandung mau meluruskan kekeliruan yang terjadi. Lantaran ia ingin museum dan taman sejarah tersebut bisa memberikan informasi sebenarnya. Sehingga jangan sampai salah mengatakan sejarah, karena bisa orang yang tidak tau salah mengartikan.

Tinggalkan Balasan