Dr Muradi: Politik Tak Lepas dari Sentimen Agama dan Ras

Menurut Muradi, situasi seperti ini yang menjadi bagian perhatian masing-masing calon untuk bisa meyakinkan publik. Meyakinkan bahwa bahwa memilih pemimpin yang tepat pada Pilgub Jakarta 2017, menjadi penegasan bagi penguatan politik masing-masing pengusung kandidat tersebut.

Presiden Jokowi yang diusung oleh PDI Perjuangan pada Pilpres 2014 lalu tentu berkepentingan untuk memastikan pemenang pada Pilgub berjalan linier dengan pemerintahannya. Dalam hal ini yang disokong oleh PDI Perjuangan, yakni Ahok.

Sebaliknya juga SBY yang ingin tetap ’eksis’ secara politik menginginkan agar Agus, putera sulungnya, dapat meraih suara signifikan. Tujuannya, dapat menjaga dinasti politik keluarga Cikeas tetap punya akses secara politik. Dan kepentingan Prabowo juga tidak kalah serius, dengan mengusung Anies, Prabowo berharap setidaknya Anies memenangkan kontestasi tersebut agar dapat menjaga asa politik Gerindra dan dirinya di 2019.

”Dengan waktu kurang lebih dua bulan, ketiganya tetap memiliki peluang untuk memenangkan kontestasi di Pilgub Jakarta. Isu politik berlatar belakang agama dan etnis tentu tidak baik terus untuk dimunculkan tanpa menampilkan program yang akan diimplementasikan,” katanya.

Sejauh hal tersebut, tutur Muradi, tidak bisa diimplementasikan secara politik, maka Pilgub Jakarta 2017 akan terjebak dalam sentimen keagamaan yang akan merusak tatanan demokrasi secara substansial, paparnya. (a1/yul/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan