Perjuangan TKI di Taiwan, Bekerja sambil Kuliah di Universitas Terbuka

Selain Euis, mahasiswa sastra Inggris bernama Sri Setyana meraih juara lomba tour guide. Sri juga menjadi pembicara di beberapa stasiun TV setempat dan di forum-forum publik. Sedangkan Dwi Susanti sukses membangun brand busana muslimah di Taiwan.

Mahasiswa lain yang mengukir prestasi bernama Ryan Ferdian Darsudi. Mahasiswa jurusan komunikasi itu menerbitkan kumpulan cerpen bersama sepupunya. Cerpen tersebut juga diterbitkan di Indonesia. Sudah dicetak dua kali. Judulnya Ngasag, yang dalam bahasa Jawa berarti mengambil sisa-sisa panen di sawah.

Ryan tidak berhenti sampai di situ. Demi mengabadikan karyanya, lelaki 37 tahun kelahiran Cilacap itu mendirikan pondok baca di Lebak, Banten, kampung halamannya. Semuanya gratis.

”Sekarang saya semester VIII. Tapi, mengulang sebagian kuliah karena sempat cuti di semester VI,” kata pekerja pabrik yang tinggal di Distrik Taoyuan tersebut.

Di Taiwan, nama Ryan cukup populer. Dia sering masuk koran lokal untuk berbagai kegiatan. Ada kegiatan modeling, pentas seni, sampai kegiatan literasi. Dia beberapa kali tampil sebagai cover boy majalah di Taipei. Karena itulah, dia tidak sulit mengajukan izin kepada majikan jika ada kegiatan. ”Istilahnya, majikan saya ikut bangga dengan prestasi pegawainya,” ungkap Ryan. (*/c10/ari/rie)

Tinggalkan Balasan