Perjuangan TKI di Taiwan, Bekerja sambil Kuliah di Universitas Terbuka

Namun, para TKI tidak menyerah. Berbagai cara dilakukan asal bisa kuliah, meski dengan sembunyi-sembunyi. Mereka membeli laptop dan mengakses internet sendiri. Lalu, memanfaatkan hari libur kerja untuk belajar. Perjuangan para TKI dalam menempuh pendidikan tinggi itu sering membuat mahasiswa Indonesia yang berkuliah di perguruan tinggi Taiwan merasa malu.

”Mahasiswa (Indonesia) kadang ada malasnya meski dapat beasiswa. Sedangkan mereka (para TKI) kuliah di UT dengan membayar sendiri,” tambah Ayu, panggilan Arieviana Ayu Laksmi.

TKI lain bernasib lebih baik daripada Yeni dan Zhella. Mereka bisa bekerja sambil kuliah tanpa harus kucing-kucingan dengan majikan. Terutama para TKW yang menjaga majikan lansia (lanjut usia). Sebab, waktu mereka lebih longgar. Selain itu, mereka bisa nyambi kuliah di sela-sela menjaga sang majikan.

Bahkan, kata Ayu, ada juga majikan yang baik hati. Mereka mempersilakan pembantunya bekerja sambil kuliah asal tidak mengganggu pekerjaan rutinnya. ”Malah ada majikan yang sampai mengantarkan si pembantu untuk mendaftar kuliah, membelikan laptop, dan memberi fasilitas wifi di rumah,” papar Ayu.

”Jadi, tidak perlu sembunyi-sembunyi di WC kalau mau kuliah. Begitu ada waktu, dia bisa buka laptop,” lanjut perempuan asal Desa Wadungasih, Buduran, Sidoarjo, itu.

Kuliah di UTT memang diakukan secara online via internet. Dalam satu semester, perkuliahan tatap muka hanya berlangsung 2-3 kali. Biasanya pukul 08.00 hingga 17.00 pada Sabtu atau Minggu.

Para TKI yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Taiwan umumnya diberi tugas menjaga ama (nenek) atau akong (kakek) selama ditinggal sang majikan bekerja di luar rumah. Itu sepanjang hari. Bila sudah demikain, tak jarang para TKI harus berkorban dengan menyewa buruh migran dari negara lain, misalnya Filipina, untuk menggantikan perannya sementara menjaga orang tua majikan, selama si TKI sedang kuliah.

”Yang penting kami bisa kuliah,” tambah mahasiswa keperawatan di National Cheng Kung University, Tainan, tersebut. Biaya kuliah pun bukan beban berat bagi para TKI. Satu semester mahasiswa UT Taiwan membayar sekitar 6.000 new Taiwan dollar atau sekitar Rp 1,6 juta.

Tinggalkan Balasan