Di saat isu moratorium unas semakin kencang, Mendikbud Muhadjir Effendy malah irit bicara. Ditemui di dua kegiatan terpisah kemarin, dia tidak bersedia menjelaskan perkembangan unas. ’’Sabar. Tunggu saja hasil ratas dengan Presiden,’’ katanya. Rencananya ratas terkait unas akan digelar hari ini (30/11).
Mendikbud ke-19 Wardiman Djojonegoro ikut mengomentari gelombang keberatan penghapusan unas. ’’Kalau tanyanya ke murid, pasti setuju unas dihapus,’’ katanya di sela peresmian perluasan museum Basoeki Abdullah di Jakarta kemarin.
Dia menuturkan, unas yang berjalan mulai 2005 atau sudah berumur 11 tahun selayaknya dievaluasi. Wardiman meyakini bahwa hasil kajian Kemendikbud yang berujung moratorium unas niatnya baik. Yakni ingin memperbaiki poin-poin yang kurang dalam penyelenggaran unas selama ini.
Mendikbud periode 1993-1998 itu menjelaskan, banyak pihak yang kurang mengetahui bahwa prinsip ujian itu dilakukan oleh masing-masing sekolah. Menurut dia, unas yang menjadi penentu kelulusan, bukan sebuah ujian yang normal.
Tugas negara adalah menyelenggarakan pendidikan. Kemudian tugas sekolah adalah mengejar mutu yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Nah untuk mengejar mutu itu, setiap satuan pendidikan melakukan evaluasi tahunan. Evaluasi tahunan seperti unas itu, tujuannya untuk mengevaluasi murid, guru, dan proses pembelajaran secara keseluruhan. (wan/oki/rie)