bandungekspres.co.id, CIMAHI – Banyaknya seniman ternyata tidak sebanding dengan banyak jumlah seniman tradisional. Bahkan, saat ini pelestarian seni tradisional masih minim. Keadaan tersebut ternyata membuat salah satu warga Kota Cimahi membuat sebuah sanggar tari Jaipong.
Pria bernama lengkap Dadan Rohendi, pada 2004 bertekad mendirian sanggar seni tari Jaipong yang dinamai Danspong. Bisa dibilang, dirinya hanya bermodal kenekatan untuk mendirikan sanggar seni sendiri.
Sebelumnya, pria yang akrab Dadan ini hanya bermodal sebagai pengajar di sanggar Surya Medal selama enam tahun. ”Seni sunda selain orang sunda yang melestarikan siapa lagi,” ucap Dadan ditemui di sanggarnya, belum lama ini.
Diakui olehnya, tidak anak-anak yang ikut dan berlatih tari jaipong bersamanya. Saat ini, sanggar seni Danspong diikuti oleh kurang dari 20 orang.
Walaupun begitu, dirinya menyakini, 20 orang tersebut akan dapat melestarikan seni sunda. Akan tetapi, terkadang para orang memiliki banyak ambisi terkait kemenangan anak-anak yang ikut.
”Rata-rata orang tua punya ambisi anaknya untuk menang ajang perlombaan,” ungkap.
Di setiap latihan, dia mengaku, selalu memberitahukan anak didinya untuk semangat melestarikan budaya sunda. Terkait, menang atau kalah adalah perkara lain dalam berlomba.
Dirinya mencatat, sudah banyak melahirkan anak-anak yang berprestasi di bidang kesenian, terutama tari Jaipong. Terkait, perhatian dari Pemerintah Kota Cimahi, saat ini dirasa masih sangat minim. Bahkan, legalitas sanggar seninya masih belum ada.
Lebih jauh, untuk adanya legalitas tersebut, pengetahuannya masih sangat minim. ”Harapannya, untuk di Kota Cimahi pemerintah bisa mencatat jumlah sanggar seni yang ada. Sehingga, kami pemilik sanggar mendapatkan legalitas secara hukum,” harapnya.
Terakhir, dirinya mengajak para anak muda untuk bisa lebih aktif melestarikan seni sunda. Apapun bentuknya, tidak selalu terkait tarian.