Pada balapan itu dia finis keenam setelah start dari posisi 12. Kemenangan Crutchlow di Australia berarti Yamaha sudah tidak pernah menang di sembilan balapan di kelas premium. Sebuah statistik yang tentu tidak pernah terbayang, baik oleh Rossi dan Lorenzo di awal musim.
Mereka menang lima di tujuh balapan pembuka. Masalahnya diperparah dengan rider-rider tim satelit Yamaha yang juga tak kompetitif. Bandingkan dengan Crutchlow yang menang dua kali dan sumbangan sekali dari Jack Miller.
Dalam delapan balapan terakhir Lorenzo hanya mengunduh 71 poin. Jumlah yang terlalu kecil dibandingkan rivalnya di Honda, Marquez dengan raihan 128 poin. Mengamini kata Rossi, Lorenzo menyebut lemahnya hasil pengembangan mesin Yamaha di paruh musim kedua menjadi faktor utama, selain juga kurangnya kemajuan di sektor elektronik.
Lorenzo yakin, ketika motornya lebih mudah mendapatkan grip semuanya akan kembali ke performa terbaik. Tentang chassis, Lorenzo menyebut Yamaha mengalami sedikit kemajuan. Namun itu menjadi tidak berarti saat sistem elektronik tidak mendukung.
Saat ini Lorenzo yang berada di posisi ketiga klasemen pembalap semakin kesulitan mengejar ketertinggalan dari Rossi dalam perebutan posisi kedua. Dengan hasil GP Australia kini Rossi unggul 26 poin dengan dua seri tersisa. Di sisi lain Vinales semakin mendekat kepada Lorenzo di posisi keempat. Mereka hanya terpisah 11 poin.
”Untuk mengejar Valentino akan sulit karena di Sepang dia bakal sangat cepat. Tapi dengan Lorenzo kami dekat, dan aku akan melakukan segalanya untuk mengejar,” ucap rider 21 tahun tersebut.
Saat perebutan gelar juara MotoGP sudah selesai. Tontonan di dua seri tersisa masih akan menarik untuk disakikan. Yakni antara Lorenzo dan pembalap yang bakal menggantikannya di Yamaha musim depan Vinales. (cak/nit)