Kisah Sang Penyala Api Cauldron

penyala-api-couldron
SIGID KURNIAWAN/ANTARA
DIGENDONG: Joko Budi Wibowo (kiri), digendong Deden Komarudin saat menyulut api kaldron yang menandai pembukaan Peparnas XV 2016.
0 Komentar

“Makanya, kami terus membangun kenyamanan di antara kami. Bukan apa-apa, saya sempat ada perasaan ngeri juga dengan kondisi licin itu, kalau sampai salah beri perintah, saat meniti tangga satu persatu itu, bagaimana jadinya,” tutur Joko di Lapangan Atletik Pajajaran Bandung, Minggu (15/10).

Tahu ada ketegangan itu, orang-orang yang berada di sekitar keduanya pada saat itu kemudian memberikan motivasi. Bahwa mereka sanggup melakukannya dengan prima.

Dorongan menyegarkan itu kemudian ditambah dengan doa yang kuat dari keduanya, yakni memohon ridha kepada Tuhan agar amanah itu dilancarkan.

Baca Juga:Bertarung Gunakan Penutup MataTeknologi Insinerator Cocok Diterapkan

Keyakinan lainnya adalah niat memberikan persembahan yang terbaik di event multievent tersebut.

“Tak ada yang tidak mungkin. Kami juga ingin menunjukan kepada dunia bahwa keterbatasan bukan halangan untuk maju, kami pun tak melihat kekurangan kami, apa yang hilang dari kami tak menyurutkan tekad untuk berbuat sesuatu, apa yang bisa kami manfaatkan akan kami berikan termasuk mempersembahkan yang terbaik dengan menjalankan amanah ini sepenuhnya dengan baik,” jelasnya.

Api Peparnas XV itu kemudian berkobar dari sulutan Joko Budi Wibowo yang digendong Deden Komaruddin. Kerja luar biasa dari keduanya.

Sebelumnya, keduanya belum pernah bertemu sama sekali. Tapi tanpa keraguan, keduanya menyanggupi untuk menerima tanggung jawab besar itu.

Tugas tersebut datang bergulir sebulan menjelang pembukaan ajang multievent tersebut berlangsung.  Joko dan Deden langsung dipertemukan di sebuah hotel dengan gambaran tugas dan tugas yang mesti dilakukan.

Keduanya pun mulai disibukan dengan hafalan dialog yang harus dipertunjukan sesaat sebelum prosesi penyalaan api cauldron dilakukan.

Menurut Joko Budi Wibowo, sebenarnya adegan dan dialog yang dilakoni selama latihan lebih panjang durasinya dibanding prosesi yang berlangsung secara live di Stadion Siliwangi Bandung, Sabtu (15/10) lalu.

Baca Juga:Berlomba Mengukir Prestasi Di Bidang OlahragaKolaborasi Seni Buhun dan Modern

Pada rangkaian acara yang disaksikan ribuan massa itu, adegannya kurang dari format asli yang berlangsung selama 10 menit.

Dalam adegan asli, digambarkan sempat ada konflik di antara keduanya sebelum menyadari bahwa sinergi adalah solusi terbaik dalam meraih puncak cauldron untuk penyalaan api Peparnas.

“Ada aksi Deden berjalan meninggalkan saya, saya pun berteriak kepadanya karena tak terima, kenapa saya ditinggalkan begitu saja, saya pun harus mengejarnya sampai nyaris terjatuh,” katanya di Lapangan Atletik Pajajaran Bandung, Minggu (15/10).

0 Komentar