bandungekspres.co.id, BANDUNG – Polda Jabar menemukan indikasi adanya pelanggaran dalam pengelolaan hutan di Garut. Pelanggaran ini yang kemudian berimbas pada banjir bandang yang terjadi beberapa waktu lalu.
Kapolda Jabar Irjen Bambang Waskito mengatakan, pihaknya menemukan dugaan sejumlah pelanggaran ini di kawasan hulu Sungai Cimanuk. Di antaranya, berupa alih fungsi lahan dengan indikasi pelanggaran hukum lingkungan. ”Kalau sudah begini berarti ada dugaan praktik korupsi juga dengan unsur suap,” jelas Bambang kemarin.
Dia menuturkan, penemuan ini dilakukan satu hari pasca terjadinya banjir bandang dengan menerjunkan dan pengamatan oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar. Berdasarkan temuan itu, ada tiga unsur pelanggaran yang dilakukan. Di antaranya terkait lingkungan hidup, perambahan hutan, dan korupsi.
Atas dasar temuan ini pihaknya meminta dalam melakukan pengusutan harus dilakukan koordinasi secara bersama sama dengan membentuk tim khusus untuk melakukan penelusuran lebih lanjut. ”Jadi saya mohon bantuan kepada bapak gubernur untuk membentuk tim ini sekaligus harus dipandu karena luas wilayah hutan Garut memerlukan personel yang cukup banyak,” tegas Bambang.
Selain itu, dugaan pelanggaran ini diduga kuat ada penyalahgunaan izin di kawasan hulu. Untuk memuluskannya, melakukan kolusi dan suap untuk memberikan izin.
”Sebelumnya izin tidak dikeluarkan. Tapi gara-gara dibayar, terus keluar izin. Atau siapa tahu enggak ada izin, kan bisa saja,” ucap dia.
Bambang menegaskan, untuk menindak lanjuti temuan ini pihaknya akan memanggil pihak-pihak terkait untuk menggali informasi lebih jauh lagi. Dengan begitu, bisa diketahui siapa saja perusahaan yang telah melakukan perusakan lingkungan ini.
Direktur Reskrimsus Polda Jabar Kombes Ama Kliment Dwikorjanto mengatakan, jajarannya akan menyidik lebih jauh prihal dugaan tersebut.
Dia menegaskan, ada beberapa temuan kerusakan hutan di Garut. Di antaranya di kawasan Gunung Papandayan, perkebunan teh Pamegatan, di Kecamatan Samarang, Pasirwangi yang menjadi lokasi wisata darajat, serta di Cimanuk yang berubah menjadi lahan pertanian. ”Jadi faktanya ini sudah rusak dan mengakibatkan bencana yang menelan puluhan nyawa dan kerugian besar,” kata dia.