Mendapat pertanyaan Sang Menteri BUMN, Direktur Utama (Dirut) PT kereta Api Indonesia (KAI), Edi Sukmoro, sontak menjawab tegas dan lugas. ”Siap, insya Allah tiga tahun,” jawab Edi. ”Oke..Saya pegang ya ucapan pak dirut,” jawab RIni.
Soal kinerja, Rini menilai pencapaian PT KAI tergolong positif. Itu terlihat, ucapnya, pada realisasi perolehan laba, yang tahun ini, targetnya Rp 1 triliun. Sejauh ini, realisasi perolehan laba PT KAI sekitar Rp 800 miliar. Karenanya, tegas Rini, tahun depan, target keuntungan PT KAI naik menjadi Rp 2 triliun.
Untuk mewujudkannya, kata Rini, ada beberapa hal. Di antaranya, sebut dia, menambah jumlah rangkaian. Selama ini, rata-rata pengoperasian kereta sekitar 8-9 rangkaian. Harapannya, imbuh dia, bertambah menjadi 14 rangkaian.
Untuk memperkuat armada rangkaian, Rini menyatakan, PT KAI harus memanfaatkan produk dalam negeri yang diproduksi PT INKA. ”Jangan lagi gunakan produk second (bekas. Red),” pinta Rini.
Pada sisi lain, Rini mengajukan perubahan nama. Menurutnya, saat ini, yang namanya kereta tidak ada “api” nya. ”Jadi, karena tidak ada ”api”, sebaiknya namanya menjadi PT Kereta Indonesia,” ucap Rini.
Sementara itu, untuk memperkuat armadanya PT KAI menjalin kesepakatan dengan PT Industri Kereta Api (INKA). ”Kerjasama itu dalam hal pengadaan 438 unit kereta pada 2017 sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun standar internasional,” tandas Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro.
Jumlah itu, jelas Edi, terdiri atas 210 kereta kelas eksekutif, 143 kereta kelas ekonomi 80 seat, dan 7 kereta kelas ekonomi 64 seat. Lalu, sambungnya, mencakup 32 kereta makan kelas eksekutif, 7 kereta makan kelas ekonomi, dan 39 kereta pembangkit. (dn/bbs/rie)