Ibarat Pesawat, Terbang Bersama Enam Mesin

Lalu apa yang melatarbelakangi adanya pengelompokkan daerah-daerah itu? Menurut Guru Besar ITB ini, dua hal yang mendasari pemilahannya. Pertama adalah mengoptimalkan pembagian urusan dan kewenangan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten kota. Kedua, terjadi fenomena aglomerasi interaksi masyarakat di kawasan metropolitan dan pusat pertumbuhan. Aglomerasi adalah beberapa kota yang menyatu menjadi kesatuan fisik dan ekonomi, serta mungkin juga sosial dan budaya. Karena itu, metropolitan adalah masa depan daerah pertumbuhan dalam konsep hybrid.

’’Kita (Jabar) punya tanggung jawab mempersiapkan kabupaten kota menjadi pusat pertumbuhan, dan seterusnya menjadi metropolitan,’’ ungkap pria kelahiran 12 Juli 1957, Tasikmalaya ini.

Dalam sistem pemerintahan di Provinsi Jabar nanti, gubernur akan mengambil peran sebagai Gubernur Metropolitan Jabar. Sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat. Dengan begitu, penanganan pembangunan yang lintas daerah bisa ditangani oleh gubernur. Misal, soal monorel. Nanti, tidak bisa lagi hanya monorel Bandung, monorel Cimahi, atau monorel Sumedang. Tapi, satu kesatuan monorel Bandung Raya.

Konsep metropolitan ini, kata Deny, akan membuat kemajuan terintegrasi dan bersinergi. Daerah akan maju dengan sendirinya sehingga orang desa tidak lagi perlu ke kota. ’’Biarkan mereka yang dari desa di daerah, karena sudah terintegrasi. Sistem transporrtasi terhubung,’’ terang dia.

Profesor yang menempuh pendirikan pascasarjana sampai doktor di Universitte Montpellier ini menyebut, lima indikator keberhasilan pembangunan hybrid Metropolitan Jabar. Pertama membangun daya saing sumber daya manusia berbasis kearifan lokal dalam pergaulan global. ”Artinya, kualitas manusia berstandar dunia. Tidak cengeng. Berdaya saing tinggi,” tuturnya.

Kedua, manusia metropolitan memiliki kondisi sosial dan ekonomi yang tinggi. Ketiga, manusia metropolitan hidup di kawasan pemukiman yang baik, tidak kumuh. Keempat, infrastruktur berskala metropolitan mendukung kenyamanan konektivitas manusia. Misal, nanti rute bis tidak lagi bis Cirebon tapi Cirebon Raya. Kelima, tata kelola pemerintahan lebih berstandar, akuntabel dan menggunakan teknologi informasi.

’’Tidak boleh lagi ada pelayanan yang lama kalau sudah metropolitan,’’papar dia.

Deny menyampaikan, pelaksanaan pembangunan hybrid prosesnya masih tahap awal. Tahun ini para pakar sedang merumuskan rencana awal pembangunan. Target rampung tahun 2016 selesai. Tahun depan, target master plan atau rencana induk dan blocks plan atau rencana penjabaran tuntas. Setelah itu selesai, maka calon investor sudah bisa melihat pemetaan dan rencana pembangunan Jabar ke depan berdasarkan pengelompokkan daerah masing-masing. Block plan itu detil sampai ke desa potensi wilayahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan