bandungekspres.co.id, LEMBANG – Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bandung Barat terus melakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan fisik dan mental korban pelecehan seksual berinisial LS, 24, penyandang tuna wicara dan tuna rungu warga Kampung Bunisari RT 4/10 Desa Pataruman Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. LS menjadi korban pelecehan seksual oleh tiga orang sopir angkot jurusan Cimindi Cimahi-Cipatik Cihampelas beberapa waktu lalu.
Ketua P2TP2A Kabupaten Bandung Barat, Elin Suharliah Abubakar menyatakan, kondisi korban LS saat ini masih mendapatkan perawatan dari rumah sakit lantaran harus mendapatkan perawatan. ”Masih dirawat dan kita pantau terus. Bahkan, untuk bantuan kesehatan juga sudah ditanggung pemerintah menggunakan Jamkesda,” kata Elin kepada wartawan di Lembang kemarin (14/9).
Menurut Elin, selain memberikan bantuan kesehatan fisik, pihaknya juga akan mendatangkan psikolog untuk membantu mengembalikan kejiwaan atau mental korban. Setelah kejadian tersebut, korban perlu didampingi. ”Supaya kejiwaannya tidak trauma tentu kita berikan pendampingan terhadap korban dengan mendatangkan psikolog,” ungkapnya.
Elin menambahkan, selama ini sosialisasi untuk mengantisipasi terjadinya kekerasan terhadap anak terus dilakukan di setiap acara di berbagai wilayah. Hal ini perlu dilakukan guna menurunkan angka kekerasan terhadap anak. ”Sosialisasi diberbagai kesempatan tentang antisipasi kekerasan anak terus kita lakukan. Seperti dalam acara pengajian dan acara lainnya,” tuturnya.
Tujuan dilakukan sosialisasi ini, sebut Elin, untuk lebih menjaga kemungkinan anak-anak agar terhindar dari kekerasan atau pelecehan seksual yang didominasi anak perempuan. ”Kita ingatkan masyarakat agar lebih memantau dan memperhatikan anak-anaknya apalagi perempuan. Jangan sampai pulang terlalu malam dan harus terus memantau,” ujarnya.
Seperti diketahui, LS, 24, penyandang tuna wicara dan tuna rungu warga Kampung Bunisari RT 4/10 Desa Pataruman Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan tiga orang sopir angkot jurusan Cimindi Cimahi-Cipatik Cihampelas. LS meninggalkan rumahnya pada Selasa (30/8) dan baru ditemukan Kamis (1/9) malam di saluran irigasi yang tidak jauh dari rumahnya oleh salah seorang anak kecil.
Basri, 56, ayah LS mengaku baru mengetahui anaknya jadi korban pelecehan seksual dari tetangganya yang menemukannya di sekitar irigasi, warga kemudian langsung datang memberitahukan ke rumahnya. ”Anak saya tidak pulang sejak Selasa malam. Tiba-tiba pada Kamis malam anak-anak tetangga menemukan di irigasi. Dengan kondisi luka di bagian pelipis mata, bengkak di punggung serta lecet di kaki dan lutut,” kata Basri.