bandungekspres.co.id, SUMEDANG – Sejumlah Petani Tembakau di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang mengeluhkan pengiriman tembakau yang sudah selesai diolah ke sejumlah bandar. Sebab, mereka mengaku kerap kerepotan, terutama saat memenuhi persyaratan ke bea cukai yang dianggapnya sangat ribet.
Diduga, kondisi tersebut terkait adanya wacana pemerintah yang bakal manaikan harga rokok dengan skala yang cukup tinggi.
Salah satu petani tembakau, Tata, 56, mengatakan, wacana naiknya harga rokok dinilai sangat terasa dampaknya. Terutama, di kalangan para petani tembakau.
”Ya jelas, setelah adanya wacana itu, pengiriman tembakau menjadi ribet, terutama ketika di bea cukainya,” urainya.
Bagi petani, dampaknya sudah mulai terasa utamanya dalam prosedur yang sekarang sudah diperketat. ”Jelas sangat dipersulit dan diperketat. Berbeda dengan sebelumnya. Tapi alhamdulillah maish bisa dilalui,” ujarnya.
Tidak hanya membuat kesulitan bagi para petani, kata Tata, namun juga memberikan dampak positif. Salah satunya, yang diharapkan dari ‘Bako Mole’ karena bisa menjadi sebuah peluang.
”Di saat harga rokok naik, jelas bako mole pun bakal ikut naik. Dan mudah-mudahan, produk mole dalam waktu sekarang bisa terbawa,” harapnya.
Menurutnya, Bako Mole bisa menjadi alternatif perokok. ”Jelas beralih ke mole, terutama yang berada di kampung dan pasisian (pinggiran, Red). Namun untuk harga mole pun, belum ada kepastian apakah naik atau tidak. Karena rencananya, dari bea cukai bakal merundingkan masalah ini,” tukasnya. (oha/rie)