Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Forum Honorer Indonesia (FHI) pusat Hasbi menegaskan, kegiatan FDS akan menambah beban guru dan siswa.
”Guru bukan hanya mengurus siswa di sekolah tapi juga memiliki tanggung jawab pada suami atau istri dan anak-anak mereka,” ungkapnya di Pangandaran kemarin (10/8).
Dikatakannya, selain guru, siswa juga berpotensi mengalami kebosanan atau stres karena harus berada di sekolah sepanjang hari. ”Apalagi kalau program yang dilaksanakan sekolah kurang menarik atau kurang variatif. Di sisi lain Waktu bermain anak juga menjadi berkurang. Pasca belajar sekolah sebahagian anak ada yang belajar atau mengaji pada sore hari di TKA/TPA,” ungkapnya.
Lanjut Hasbi, dalam konteks sosiologis, FDS dinilai menjauhkan siswa dari lingkungan bermain. Hal ini, dapat menimbulkan siswa merasa asing dengan lingkungan tempat tinggal atau lingkungan bermain mereka.Menurut Hasbi, rencana Mendikbud Muhadjir Effendy menerapkan full day school terlalu dini tanpa pengkajian dan persiapan matang. ”Terkesan kebijakan yang dipaksakan untuk dilaksanakan sementara kondisi di lapangan atau di daerah berbeda satu sama lain,” ungkapnya.
Dikatakannya, pendidikan tidak selalu identik dengan persekolahan. ”Jangan salah memahami, pendidikan jauh lebih luas dari persekolahan. Pendidikan dapat dilakukan di rumah dan di lingkungan masyarakat. Banyak bukti empirik menunjukkan bahwa seseorang sukses bukan hanya memiliki prestasi akademik yang baik di sekolah, tetapi yang memiliki keterampilan hidup (life skill) yang bagus,” tuturnya.
Hasbi menambahkan, jika pemerintah tetap akan melaksanakan program full day school, maka pemerintah harus mampu memformulasikan kebijakan yang tepat. ”Harus ada sebuah model yang dapat menjadi acuan. Pemerintah harus bisa menciptakan suasana sekolah yg menyenankan tidak menakutkan bagaikan penjara penuh dengan aturan-aturan yang membelenggu kebebasan dan hak-haknya,” urainya.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya sebelumnya, mengaku belum menerima surat atau pemberitahuan penerapan konsep pendidikan full day school. Menurut Kepala Bidang Pendidikan Menangah Moh Dani, FDS yang akan diterapkan dari tingkat SD, SMP hingga SMA baru sebatas wacana.
Meski demikian, menurutnya, FDS bisa menjadi solusi rangka mengurangi efek negatif waktu senggang siswa sepulang sekolah. Sebab, saat sekolah menerapkan FDS, kegiatan belajar mengajar akan selesai pukul 17.00.