bandungekspres.co.id, NGAMPRAH – Tahun ini Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bandung Barat menambah kuota peserta pelatihan keterampilan pada program Cermat bidang ketenagakerjaan sebanyak 1.040 peserta. Angka ini lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 800 peserta.
Kadinsosnakertrans Kabupaten Bandung Barat Heri Partomo mengungkapkan, pelatihan keterampilan ini untuk memberikan bekal bagi peserta saat akan bekerja di luar sana. Apalagi, kata dia, peserta yang ikut ini merupakan lulusan SMA yang memiliki kompetensi untuk bekerja. ’’Penambahan kuota itu sebagai komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu atau kompetensi lulusan wajib belajar 12 tahun (SMA). Kami berikan pelatihan dulu, sehingga ketika mereka bekerja sudah memiliki keterampilan,” kata Heri, di Ngamprah, kemarin.
Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 2,6 miliar khusus untuk pelatihan keterampilan bagi peserta. Program Cermat Ketenagakerjaan ini, berupa pelatihan aneka kejuruan seperti pelatihan keterampilan menjahit, pengelasan, servis telepon genggam dan barang elektronik, tata boga, keterampilan pembuatan kerajinan tangan, juga pelatihan keterampilan lainnya yang diarahkan dimana peserta untuk menjadi wirausaha.
’’Pelatihan ini selain bekal untuk mereka bekerja di perusahan lain, mereka juga bisa melakukan wirausaha sehingga memiliki masa depan yang jauh lebih baik,” paparnya.
Bahkan, kata dia, tahun ini peserta dari kalangan santri dari Pondok Pesantren yang berjumlah 200 peserta mengikuti pelatihan keterampilan. Terdiri dari Ponpes Irsyadul Baidhowi Kecamatan Cipatat, Alfalah Ngamprah, Darul Hikam Almusri Sindangkerta, Al-Abror Padalarang, Al-Muawanah Cipendeuy, Attafsir Batujajar, Ma’had Toyyiba Al-Islam Lembang, Riadlussalam Gununghalu, Alhuda Cipongkor, Irsyadul Mubtadin Saguling dan Ponpes Nurul Hidayah Cililin. ’’Tidak hanya lulusan SMA biasa yang menjadi peserta, mereka yang merupakan lulusan pesantren juga berkesempatan mengikuti program ini. Jika peserta sudah memiliki ilmu, maka menghadapi tantangan dunia kerja juga akan mudah dilalui,” pungkasnya.
Belum lama ini, Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Direktorat Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian Mudhori mengungkap, spesifikasi keahlian yang paling tinggi permintaannya adalah tekstil, garmen, dan alas kaki.
Industri garmen ataupun tekstil membutuhkan sekitar 30.000 tenaga kerja. Permintaan industri alas kaki mencapai 10.000 hingga 20.000 orang.