bandungekspres.co.id, JAKARTA – Pemerintah sempat berencana melengkapi jamaah haji dengan gelang berteknologi GPS (global positioning system). Tak pelak, menjelang keberangkatan, banyak jamaah yang menanyakan keberadaan gelang berteknologi tinggi itu. Namun, ternyata Kemenag membatalkan rencana modernisasi perlengkapan haji tersebut.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Abdul Jamil mengatakan, pembatalan pembuatan gelang haji ber-GPS itu sudah disampaikan secara resmi kepada DPR. Kemudian, pihak parlemen menyetujui pembatalan tersebut. ”Pertimbangan kami adalah biaya dan kerumitan penerapan teknologinya,” katanya kemarin.
Dia menjelaskan, dari sisi biaya, jelas jamaah akan terbebani karena pembelian peranti GPS diambilkan dari dana haji. Kemudian, untuk penerapan teknologi, perlu ada koordinasi dengan otoritas haji dan lembaga teknologi informasi di Saudi.
Akhirnya Jamil memilih untuk mengoptimalkan gelang haji yang saat ini sudah ada. Kemudian, untuk meningkatkan pengawasan jamaah, nanti ada penambahan personel sipil maupun polisi dan militer. Tahun ini 50 anggota TNI dan 25 anggota Polri dilibatkan sebagai petugas haji. ”Jumlah ini bertambah dari kuota petugas keamanan 45 orang,” paparnya.
Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta Abdurrahman mengatakan, Asrama Haji Pondok Gede steril dari kegiatan di luar haji paling lambat pada 6 Agustus. Selama ini kegiatan yang dilakukan di Asrama Haji Pondok Gede, antara lain, manasik dari kelompok bimbingan ibadah haji. Dia menuturkan, Asrama Haji Pondok Gede bisa menampung 3-4 kloter sekaligus.
Abdurrahman mengatakan, kloter 1 tiba di Asrama Haji Pondok Gede pada 8 Agustus pukul 08.00. Selanjutnya disusul kloter 2 masuk sekitar 15.00. Kloter 1 diterbangkan menuju Madinah besoknya (9/7) pukul 08.15 dan kloter 2 menyusul pada pukul 15.15. (wan/c10/agm/rie)