bandungekspres.co.id, JAKARTA – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengkhawatirkan atas kegandrungan masyarakat dalam memainkan permainan Pokemon Go. Dari informasi yang didapatkan BIN, aplikasi itu bisa digunakan untuk kepentingan asing.
Sutiyoso mengatakan, aplikasi yang menggunakan kamera dan Global Positioning System (GPS) itu merekam keberadaan pokemon itu melalui sebuah foto, hingga menyasar objek vital. Misalnya, asrama kepolisian, markas TNI, atau markas intelijen sekalipun.
”Tentu bisa dibaca oleh intelijen lain. Gambar-gambar itu yang berbahaya dari sisi keamanan,” ujarnya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin (21/7).
Lagi pula, Pokemon Go menurutnya sesuatu yang tidak berguna. Beberapa kasus kecelakaan lalu lintas belakangan ini kerap dipicu oleh pengendaranya kerap tengah asik mencari Pokemon hingga tak memperhatikan jalan.
”Orang sampai nyebur sungai, nabrak mobil. Menurut saja mudharatnya lebih besar daripada manfaatnya. Untuk apa main seperti itu kalau ada yang lain,” tegas Sutiyoso.
Lantas, apakah Pokemon Go harus diblok keberadaannya di Indonesia? ”Itu bukan hak kami, tapi pertimbangan aja. Mestinya orang tua yang melarang (bermain Pokemon Go),” ungkap ketua umum PKPI itu.
Sebaliknya, demam game Pokemon Go tak diminati Ketua DPR Ade Komarudin. Dia termasuk orang yang tidak suka dengan permainan berbasis aplikasi itu. Politikus Golkar ini belum mengetahui apakah ada di antara wakil rakyat di Senayan, yang ikut mengandrungi permainan itu.
”Saya sampai hari ini belum tahu ada (anggota) yang iseng main. Itu kegiatan iseng yang tidak berguna,” kata ketua dewan yang akrab disapa Akom di gedung DPR Jakarta.
Sejauh ini berbagai institusi pemerintah telah melarang jajarannya dan wilayahnya dijadikan arena permainan Pokemon Go, mulai dari Istana Negara, sarana TNI maupun Polri.
Bagaimana dengan DPR, apa akan dibuat aturan pelarangan juga? ”Saya mau rapatkan di pimpinan supaya dilarang. Itu mengganggu produktivitas Kalau ganggu produktivitas, larang saja,” ungkap mantan Ketua Fraksi Golkar itu.
Sementara itu, Perwakilan perusahaan Romain Pierre Marcade (RPM), WNA asal Prancis yang sempat diamankan karena menerobos Makodim 0614 Kota Cirebon, datang ke Cirebon, Rabu (20/7) akhirnya meminta maaf.