bandungekspres.co.id, BANDUNG – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat menyatakan, baru mengindentifikasi baru klinik dan rumah sakit di Bekasi saja yang saat ini baru terindikasi beredarnya vaksin palsu.
Kepala Dinas Kesehatan Jabar mengatakan, Alma Sucyati mengatakan, masih menunggu hasil pemeriksaan dari Bareskrim Polri dan Badan
mengenai rincian rumah sakit yang betul-betul terlibat kasus vaksin palsu secara keseleruhan masih menunggu hasil pemeriksaan dari Bareskim Polri dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
”Kita tidak bisa melewati hasil pemeriksaan Bareskim. Kasus vaksin ini jangan digeneralisir sehingga menimbulkan kecemasan dimasyarakat,” jelas Alma ketika ditemui di Gedung DPRD, kemarin (18/7).
Menurutnya, akan tetap memberikan informasi kepada masyarakat dengan membentuk posko di setiap rumah sakit milik pemerintah daerah maupun di puskesmas. Berdasarkan data dan informasi yang sudah dilakukan verifikasi, kata dia, kata dia, baru ada 21 korban di rumah sakit Sayang Bunda Bekasi. ”Belum dicek ulang dan kemungkinan korbannya bertambah,” kata Alma.
Dirinya menuturkan, untuk para korban saat ini sedang dilakukan vaksin ulang di sejumlah rumah sakit yang ditunjuk. Tapi, dia belum mengtahui pasti berapa total korban keseluruhan.
”Jadi itu tugasnya BPOM yang bisa menentukan vaksin itu asli apa palsu. Sedangkan Dinkes tidak memiliki kemampuan untuk itu,” ujar dia.
Sementara itu, anggota Komisi V DPRD Jabar dari Fraksi PDIP Perjuangan Samsul Bahri mengatakan, pihaknya sudah menggendakan masalah ini. Bahkan, hari ini (19/7) akan ditanya terkait vaksin palsu apakah peredarannya di Jabar signifikan atau tidak.
Dirinya berpendapat, untuk mengatisipasi peredaran vaksin palsu ini dia meminta Dinkes Jabar agar melakukan kontrol ketat kepada seluruh rumah sakit dan klinik yang ada di Jabar.
Dia juga meminta, Dinkes Jabar memberikan rasa aman tentang dampak dari vaksin palsu. Harapannya, harus bisa memberikan jaminan dan sosialisasi agar masyarakat tidak panik.
”Ya mudah mudahan, vaksin Palsu ini hanya beredar di Bekasi dan Jakarta saja,” ungkapnya.