Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon hingga kini masih terus melakukan pemantauan terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). KIPI sendiri dikaitkan dengan kejadian bawaan atas kemungkinan vaksin palsu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Dinkes Moch Sofyan mengatakan, jika ada balita setelah divaksin ternyata tidak berefek, maka pihaknya kemungkinan akan menggelar imunisasi ulang.
Selain itu, pihaknya sudah mengimbau kepada seluruh Puskesmas untuk terus melakukan pemantauan dan segera melaporkan KIPI kepada Dinkes. ”Saya minta Puskesmas untuk melaporkan ke Dinkes bila ada laporan dari orang tua yang melaporkan KIPI karena penggunaan vaksin,” ujar Sofyan kepada Jabar Ekspres, kemarin.
Dia mengatakan, meski hingga saat ini belum ada laporan dari para orang tua, kata Opang—sapaan akrab Sofyan-, pihaknya meminta kepada tiap-tiap Puskesmas untuk jangan kendur kewaspadaan terhadap kemungkinan vaksin palsu ini.
”Vaksin palsu ini sebenarnya mengandung air biasa dibandingkan dengan vaksin asli. Efeknya tidak akan signifikan terhadap kondisi bayi atau balita. Paling efeknya adalah tidak akan adanya kekebalan terhadap tubuh bayi dan balita tersebut. Sebab, vaksin kan memang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh,” paparnya.
Dinkes pun sudah mengirimkan surat ke seluruh rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Cirebon maupun swasta. Menurutnya, jika rumah sakit milik pemkab serta puskesmas dipastikan bersih dari vaksin palsu. Sebab, didatangkan langsung dari Dinkes Provinsi Jawa Barat.
”Dinkes Jawa Barat membeli dari PT Bio Farma sebagai penyedia obat dan vaksin yang resmi. Vaksin yang digelar oleh pemerintah adalah gratis, dan tidak mungkin ada vaksin palsu. Namun, untuk rumah sakit swasta kami belum mengetahu bagaimana penyebaran vaksin palsu ini. Meski demikian, kami akan melakukan pengawasan karena Dinkes bertindak sebagai pembina,” tuturnya.
Dia menambahkan, dalam surat yang dikirimkan tersebut, dirinya mengimbau kepada seluruh RS untuk jangan menggunakan vaksin dari sumber yang diragukan. Vaksin palsu diduga merupakan vaksin dari jenis vaksin BCG, campak, polio, hepatitis B, serta tetanus toksoid. (nit/sam/rie)