bandungekspres.co.id, BANDUNG – Tahun ajaran baru segera dimulai. Tiap sekolah mempersiapkan diri untuk menyambut siswa baru.
Penerimaan peserta didik baru lazimnya diawali dengan masa orientasi sekolah. Tujuannya untuk memperkenalkan lingkungan dan budaya sekolah kepada siswa baru, baik di tingkat SMP maupun SMA.
Fenomena yang terjadi saat ini, timbul kekhawatiran adanya kegiatan perpeloncoan yang mengiringi kegiatan orientasi siswa baru di sekolah.
Mengantisipasi hal tersebut, Kota Bandung telah memiliki serangkaian rencana untuk memperbaiki sistem orientasi siswa baru.
Dinas Pendidikan Kota Bandung melalui Bandung Masagi membentengi pelajar dengan melarang 12 atribut dan aktivitas dalam sistem orientasi siswa baru.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana dengan adanya kulikulum Bandung Masagi, tindak perpeloncoan dipastikan tidak ada. ”Siswa itu boleh dilibatkan sebagai membantu kepanitiaan. Pengenalan Lingkungan Sekolag (PLS) menjadi domain kepala sekolah dan guru,” kata Elih ditemui di SMAN 8 Bandung saat sosialisasi Kurikulum Bandung Masagi, kemarin (14/7).
Dia mengatakan, siap memberikan sanksi tegas jika hal tersebut terjadi. Bila perpeloncoan itu terjadi di lingkungan PNS (guru, Red), akan ada teguran lisan hingga tertulis.
Dia juga mengaku, mewaspadai kehadiran alumni di sekolah. Sebab, ada komunikasi siswa dengan alumni.
Elih menegaskan, alumni perlu menjalankan interaksi yang nyaman dengan siswa. Dengan harapan, siswa merasa dapat diterima dengan baik. Oleh karena itu, dia mewajibkan kepala sekolah, wakasek kesiswaan dan guru pembina hadir saat penerimaan siswa baru. ”Tapi tujuan strategi dan misinya sama. Kreasi sebanyak mungkin dalam nanti PLS,” ungkapnya.
Sejak awal, pihaknya ingin siswa masuk sekolah dengan nyaman. Mengenali lingkungan dengan benar, seperti wc di mana dan lain sebagainya. Termasuk memaparkan, apa saja yang tidak diperbolehkan.
”Apa saja tradisinya, jadi mereka diajak jalan-jalan bahkan sampai lingkungan luar. Tidak hanya lingkungan dalam,” jelasnya.
Menurut Sekretaris Bandung Masagi Dante Rigmalia, empat komponen Bandung Masagi diambil dari ciri khas Sunda. Di antaranya, religi, menjaga budaya, menjaga lingkungan dan bela negara. ”Lebih ditekankan saat ini adalah bela negara. Hal ini guna menjaga keutuhan NKRI,” ungkapnya.