Wisata Alam Waduk Cirata Masih Diminati

Sunardi menambahkan, selain banyak dikunjugi untuk berwisata, jalan raya yang ada di kawasan Waduk Cirata juga menjadi jalur arternatif pemudik terutama mereka yang berkunjung ke beberapa kabupaten/kota di arah barat dan selatan di Jawa Barat, seperti Bandung, Sukabumi dan Cianjur.

”Ini adalah jalan arternatif pemudik juga. Yang berkunjung ke kawasan ini tidak hanya yang sengaja untuk berwisata, tapi ada berapa pemudik yang memang sengaja singgah untuk beristirahat, pada momentum arus balik lebaran ini,” tambahnya.

Sementara itu, Diah Sulastri, 35, salah seorang penjual ikan bakar dan nasi liewet Waduk Cirata mengaku, kawasan Waduk Cirata tak hanya ramai dikunjungi saat Lebaran Idul Fitri saja, namun juga libur tahun baru dan juga libur kenaikan kelas. Untuk itu banyak warga sekitar memanfaatkan situasi ini untuk berjualan.

”Hasilnya lumayan. Yang jelas lebih besar dari berjualan makanan di tempat lain. Satu porsi ikan bakar dan nasi liwet ini kami jual seharga Rp 80.000,” ujarnya.

Seperti diketahui, PLTA Cirata  merupakan pembangkit listrik yang dioperasikan oleh anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB-) yang disalurkan melalui saluran transmisi tenaga listrik 500 kilovolt (KV) ke sistem Jawa-Bali yang diatur oleh dispatcher PLN Pusat Pengatur Beban (P3B).

Dengan letak Sungai Citarum yang subur, bergunung-gunung dan dianugerahi curah hujan yang tinggi menjadi latar belakang didirikannya PLTA Cirata. Pembangunan proyek PLTA Cirata merupakan salah satu cara pemanfaatan potensi tenaga air di Sungai Citarum yang letaknya di wilayah Kabupaten Bandung, kurang lebih 60 km sebelah barat laut Kota Bandung atau 100 km dari Jakarta melalui jalan Purwakarta. Adapun, pembangunan waduk yang mempunyai luas kurang lebih 43 ribu hektar ini dimulai pada 1984. (yus/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan