Mendidik di Bawah Ancaman Bui

”Saya kaget. Benar-benar sangat kaget. Sebab, seumur-umur saya tidak pernah berurusan dengan polisi,” kata Samhudi kepada Jawa Pos. Saat kali pertama mendapat panggilan dari kepolisian Balongbendo pada 9 Februari, Samhudi sangat bingung. Dia berusaha mendatangi orang tua murid yang melaporkannya ke Polsek Balongbendo untuk meluruskan permasalahan. Namun, tidak ada titik temu.

Proses hukum pun terus berlangsung hingga saat ini. Bahkan, sidang pembacaan tuntutan akan dilaksanakan Kamis (14/7). ”Ya sudah, memang harus dijalani semuanya,” imbuhnya.

Peristiwa yang tak akan terlupa dari ingatan Samhudi itu terjadi pada 3 Februari lalu. Saat itu dia hanya mengingatkan murid-murid yang tidak melaksanakan salat Duha berjamaah di musala sekolah. Padahal, salat Duha adalah salah satu kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh seluruh murid SMP Raden Rahmat. ”SMP Raden Rahmat adalah sekolah bernaungan Islam dan juga di bawah dinas pendidikan. Sekolah kami menjadi salah satu contoh penerapan pendidikan Islam yang baik di Balong­bendo,” katanya.

Namun, ada beberapa murid yang membolos. Salah satunya adalah Arif (nama samaran). Kala itu Arif terlihat duduk-duduk di pinggir sungai. Karena itu, Samhudi mengumpulkan murid-murid yang tidak disiplin dan mengingatkan mereka. Bahkan, tidak ada kekerasan fisik yang dilakukan. ”Kalaupun ada kontak fisik, saya hanya mengelus pundak murid saya sembari mengingatkan,” jelasnya.

Kasus yang menimpa tidak membuat Samhudi patah semangat untuk menjadi pendidik. Seluruh keluarga Samhudi terus memberikan dukungan untuk menjalani proses hukum dengan baik. Istrinya, Nailil Munah, serta kedua putranya, Awabarotul Nafiza dan Dika Akbar Andika Putra, pun terus mendampingi saat proses sidang berlangsung.

”Orang tua juga sempat kaget saat saya dipanggil polisi. Istri dan anak-anak saya juga sudah tahu. Mereka selalu bilang agar saya sabar dan jangan terpancing emosi. Karena Allah Mahatahu,” ujarnya.

Samhudi mengaku, hampir seluruh keluarga besarnya berprofesi sebagai guru. Rasa kepercayaan diri para guru pun mulai hilang dalam mendidik anak. Ada yang merasa takut mendidik anak di sekolah pada zaman sekarang. Sebab, murid dan orang tua bisa dengan mudah melapor kepada polisi jika terjadi apa-apa terhadap si anak. Karena itu, keluarga PGRI akan menunjukkan kesolidan dalam menghadapi pendidikan zaman sekarang.

Tinggalkan Balasan