3 WNI Diculik di Malaysia

Sedangkan empat rekannya lagi yang selamat berusia antara 20 hingga 35 tahun. Pihak keamanan Malaysia menduga, pelaku melancarkan aksinya menggunakan senjata laras panjang jenis M14 dan M16. Selain menculik tiga WNI, pelaku juga mengambil tiga paspor ABK, surat sertifikasi kapal dan enam telepon genggam.

”Korban yang diculik diduga dibawa lari ke arah selatan Filipina dan keluar dari wilayah perairan Malaysia,” ungkapnya.

”Kedudukan terkini kapal tunda tersebut berada di perairan Pos Merabong, Sabah untuk diperiksa lebih lanjut oleh pihak IPD Lahad Datu,” tambahnya.

Informasi penculikan WNI ini juga diterima Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal), Laksamana Pertama TNI Edi Sucipto.

Edi Sucipto mengatakan posisi kapal berada di perairan pantai timur Sabah di Pulau Kalimantan sekitar 8 mil laut dari pantai.

”Persisnya kami belum tahu. Jika iya pun kapasitasnya bukan di TNI AL. Namun kalau itu benar dan ada perintah membantu, pastinya TNI AL akan membantu,” tuturnya.

Berdasarkan laporan Polisi Laut Sabah, kelompok bersenjata tersebut menghentikan kapal yang dinaiki tujuh awak kapal pada Sabtu malam di timur Sabah. ”Tersangka menanyakan paspor mereka, tiga di antara korban dibawa di kapal (penculik) sementara empat lainnya ditinggalkan,” tutur Edi.

Lima orang bersenjata tersebut diketahui berbicara bahasa Melayu dengan dialek sulu. Diketahui saat ini Indonesia juga tengah dalam upaya membebaskan tujuh WNI lainnya yang diculik pada 20 Juni lalu dari kapal pembawa batu bara di laut Sulu.

Sementara itu, dari keterangan pers yang digelar di Lahad Datu, Minggu (10/7) siang, diungkapkan bahwa tiga WNI yang diculik tersebut sedang melakukan aktivitas menangkap ikan pada pukul 23.40 malam.

Pesuruhjaya Polis Sabah, Datuk Abdul Rashid Harun mengatakan, para korban yang merupakan warga Indonesia ini bekerja di sebuah kapal pukat tunda milik sebuah perusahaan Malaysia.

”Suspek (pelaku) bersenjatakan senapan M16 dan M14 naik ke atas kapal dan menggeledah serta mengambil semua telepon serta beberapa dokumen termasuk paspor,” kata Abdul Rashid.

Abdul Rashid memastikan, selama peristiwa penculikan terjadi tidak ada tindak kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata. Dan hingga malam tadi, pihak Malaysia belum menerima telepon kelompok mana yang bertanggung jawab atas penculikan tersebut. Mereka juga belum menerima ada permintaan uang tebusan dari pelaku, sehingga pihak Malaysia belum berani berspekulasi. (*/jnr/eza/ddq/rie)

Tinggalkan Balasan